Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Februari 2018

Sudah Saatnya Buku Dalam Negeri Diterjemah dan Diekspor

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Kualitas gagasan cendekiawan muslim Indonesia tak kalah dengan ilmuan di Timur Tengah dan Barat. Bahkan, saat ini dunia internasional sedang menunggu produk pemikiran dari negari berpenduduk muslim mayoritas ini.

Sudah Saatnya Buku Dalam Negeri Diterjemah dan Diekspor (Sumber Gambar : Nu Online)
Sudah Saatnya Buku Dalam Negeri Diterjemah dan Diekspor (Sumber Gambar : Nu Online)

Sudah Saatnya Buku Dalam Negeri Diterjemah dan Diekspor

Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Marsudi Syuhud dari hasil lawatannya ke sejumlah negara, Senin (18/3) petang. Ia mendorong Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU menerjemahkan dan menyebarluaskan ke luar negeri karya tulis di Tanah Air.

“Sudah saatnya sekarang kita mengekspor pandangan ke luar, tak hanya mengimpor. Dunia lagi butuh pandangan-pandangan NU tentang Islam moderat, demokrasi, dan lain-lain,” katanya saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Menurut Marsudi, masih banyak orang Indonesia yang kurang menyadari kebesaran dirinya sendiri. Padahal, negara-negara lain, baik di Barat maupun Timur Tengah, justru ingin mengenal pemikiran dan kebudayaan Nusantara, khususnya yang berkaitan dengan keislaman.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sebelumnya, Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amsir berpendapat, untuk di dalam negeri saja penerbitan karya ulama Nusantara masih tergolong minim. Ia berharap ada usaha pencetakan masal atas karya tulis tersebut.

“Selama ini baru ada beberapa karya ulama kita yang beredar di toko-toko, seperti karya Syekh Nawawi Banten, Syekh Yasin Al-Fadani, Syekh Ihsan Jampes Kediri, dan beberapa ulama kita. Selebihnya, masih banyak lagi yang belum terpublikasi,” kata Kiai Saifuddin.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Ubudiyah, Khutbah Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumat, 23 Februari 2018

Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB

Mataram, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Setelah menggelar Pendidikan dan Latihan (diklat) Muharrik atau Kader Penggerak Masjid untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, kini Pengurus Pusat Lembaga Ta`mir Masjid NU (LTMNU) kembali menggelar kegiatan serupa untuk kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diklat dalam rangka pemakmuran masjid dan jamaah tersebut? dibuka Ketua Umum LTM PBNU KH Abdul Manan A. Ghani di aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Mataram, Kamis malam (27/6). Kegiatan tersebut akan berlangsung sampai Sabtu (29/6).

Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)
Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB (Sumber Gambar : Nu Online)

Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB

Dalam sambutannya Kiai Manan mengatakan, ada sekitar sejuta masjid di Indonesia. Menurut para peniliti, 80 persen masjid itu dibangun warga NU.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumlah sedemikian banyak itu, kata Kiai Manan, adalah potensi besar untuk perjuangan memakmurkan umat di sekitar masjid itu, “Dengan demikian, kita harus menjadikan masjid bukan hanya sekadar tempat shalat, tapi pemberdayaan umat,” tambahnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Karena masjid di Indonesia itu paling banyak di dunia, sehingga LTMNU harus bekerja keras untuk mengingatkan warga NU supaya menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.

Untuk tujuan itu, PP LTMNU telah menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di 17 wilayah, menggelar Rapat Pimpinan Daerah di 50 kabupaten dan kota, “Kemudian menggelar diklat muharrik (penggerak masjid) NU.

Kiai Manan kemudian menegaskan program tujuh aksi masjid, yaitu salamatan fiddin. LTMNU harus memperkuat akidah ahlu sunah, syariah, dan akhlak jamaah.

Wafiyatan fil jasad, menjadikan masjid sebagai pusat kesehatan. Masjid harus bersih dan sehat. Wjiyadatan fil-ilmi, masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan, misalnya dengan mendirikan TPA, pengajian akhlak, tafsir, atau bidang-bidang lain sesuai dengan keinginan jamaah.

Wabarokatan fi rizky, masjid harus menjadi pemberdayaan umat, “Penguatannya melalui zakat, maka harus diaktifkan LAZISNU untuk membangun kewirausahaan umatnya,” katanya.

Wataubatan qobla maut, menjadika masjid sebagai pusat dakwah. Warohmatan qoblal maut, masjid sebagai kegiatan sosial, menolong orang sakit, atau terkena bencana.

Wa maghfirotan ba’dal maut, di masjid juga tempat untuk mendoakan orang, yaitu dengan tahlilan, istighasah, Yasinan, ratiban, berzanjinan, atau laillatul ijtima’.? ?

Penulis: Abdullah Alawi? ? ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Meme Islam, Lomba Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 17 Februari 2018

LP Ma’arif NU Jatim Luncurkan Sekolah dan Madrasah Unggulan

Surabaya, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Menyambut tahun ajaran baru 2015/2016, PW Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Timur menyelenggarakan grand launching 19 sekolah dan madrasah unggulan. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Utami Surabaya, Jumat (22/5).

Lembaga-lembaga pendidikan unggulan tersebut akan melengkapi sekolah dan madrasah unggulan yang telah ada sejak tahun 2003. Hal ini dilakukan sebagai tuntutan masyarakat NU yang merespon agar pendidkan berkulitas dapat semakin berkembang dan dikelola oleh LP Maarif NU.

LP Ma’arif NU Jatim Luncurkan Sekolah dan Madrasah Unggulan (Sumber Gambar : Nu Online)
LP Ma’arif NU Jatim Luncurkan Sekolah dan Madrasah Unggulan (Sumber Gambar : Nu Online)

LP Ma’arif NU Jatim Luncurkan Sekolah dan Madrasah Unggulan

"Apa yang kami lakukan sesuai dengan amanah Konferwil PWNU Jatim yang salah satunya menginginkan lembaga pendidikan Maarif memperbanyak lembaga pendidikan unggulan, agar kualitas pendidikan warga NU merata di semua daerah," kata Ali Mustofa, Sekretaris Progran Sekolah dan Madrasah Unggulan.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Acara ini mendapat sambutan luar biasa dari 42 PC LP Maarif NU seluruh Jawa Timur dan para tokoh pendidikan. Hadir diantaranya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur Dr H Saifullah Rahman dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ? Prof Dr H Muhammad Nuh.

Lembaga pendidikan yang di launching tersebut telah mendapat pendampingan dan pelatihan secara berkala dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Maarif Jawa Timur. Meski nantinya akan menjadi lembaga pendidikan unggul, konsep sebagai pendidikan bagi warga NU tetap diselenggarakan. "Hal itu seperti pengembangan mata pelajaran Aswaja dan Ke Nu an, budaya sekolah, pengelolaan madrasah sehat, dan lain sebagainya," kata Ali Mustofa.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sebagai mantan menteri, Muhammad Nuh mengemukakan bahwa warga NU perlu untuk menyongsong seratus tahun lahirnya organisasi ini dengan mengukir prestasi dan kualitas sumber daya manusia. "Salah satunya adalah mengarus utamakan pendidikan untuk mencetak kader bangsa yang sesuai dengan ruh NU," katanya.

Pola pengelolaan ini diharapkan nantinya sekolah dan madrasah tersebut nantinya dapat melakukan deseminasi program kepada lembaga di sekitarnya. Sebagai pengurus yang membidangi program ini, Dr Hj Hanun Asrochah, MA menjelaskan bahwa model pelatihan dan pendampingan sekolah dan madrasah unggul menggunakan konsep pelatihan dan monitoring atas perkembangan program unggulan di masing-masing sekolah dan madrasah yang telah ditunjuk. ?

"Rencana program sekolah dan madrasah unggulan ini akan dilaksnakan selama dua tahun dengan pendanaan enam puluh persen pihak sekolah dan empat puluh persen dari keuangan Maarif Jatim," pungkasnya. (Syaifullah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Hadits, Fragmen, Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Minggu, 11 Februari 2018

Haul Gus Dur Sekaligus Pembentukan Ansor NU Saudi

Jeddah, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Di malam Tahun baru (31/12), keluarga besar Nahdlatul Ulama di Arab Saudi mengadakan do’a Bersama Dalam Rangka Haul I KH Abdurahman Wahid yang diprakarsai Gerakan Pemuda Ansor (GP) Ansor NU Arab Saudi. Selain para petinggi dan kader NU, turut hadir para ulama, kiai, habib, ustad, dan tokoh- tokoh masyarakat lainnya baik dari ormas maupun orpol.

Acara tersebut dilaksanakan di Masjid Indonesia kota Jeddah yang diawali dengan sholat isya berjamaah, dilajutkan do’a dan pembacaan ayat suci Al Qur’an surat Yasiin secara bersama sama yang dipimpin langsung oleh KH Mahfud Mas’ud selaku Ketua Mustasyar PCI Arab Saudi Nahdlatul Ulama.

Haul Gus Dur Sekaligus Pembentukan Ansor NU Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Gus Dur Sekaligus Pembentukan Ansor NU Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Gus Dur Sekaligus Pembentukan Ansor NU Saudi

Dalam kesempatan ini pula diadakan Musyawarah pembentukan Gerakan Pemuda Ansor GP Ansor Nahdlatul Ulama untuk wilayah Arab Saudi. Selain Nur Mustofa Kamal, turut ikut serta dua kandidat ketua lainnya. Dengan sampainya pada puncak pemilihan dan penunjukan, Nur Mustafa Kamal terpilih secara aklamasi untuk menjadi Ketua GP Ansor wilayah Arab Saudi.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dengan selesainya acara penunjukan dan pemilihan Ketua, Nur Mustafa Kamal beserta tim menyusun pembentukan kepengurusan baru serta departemen terkait.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dalam sambutannya, Ir Ahmad Fuad selaku Ketua PCI Arab Saudi Nahdlatul Ulama berharap agar  Ansor NU Arab Saudi dibawah pimpinan Nur Mustofa Kamal dapat terus berkembang dan jangan sampai tenggelam di tengah jalan.

Ia juga menyatakan agar GP Ansor Arab Saudi untuk mengirim utusan  serta menghadiri Kongres GP Ansor di Indonesia yang sebentar lagi akan digelar. Mengenai legalisasi kepengurusan, PCI Arab Saudi Nahdlatul Ulama akan melaporkan serta mengurusnya ke PP GP Ansor.

Serta tak lupa Sharief Rachmat tokoh masyarakat termuda yang juga selaku Plt. Ketua Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan, diminta untuk memberikan arahan dan sumbangsihnya.

Dalam hal ini Sharief sangat menyambut positif adanya GP Ansor. Serta Sharief tak lupa memberikan masukan agar GP Ansor Arab Saudi jangan sampai dipolitisasi, tetapi tidak melarang kadernya untuk berpolitik hanya saja jangan membawa bendera

“GP Ansor. Jadilah pemuda dan pejuang sejati demi mengembangkan GP Ansor Nahdlatul Ulama di Arab Saudi, “ ujarnya di depan para pengurus GP Ansor Arab Saudi. (mad)Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Budaya, Kiai Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 10 Februari 2018

Mendikbud Mulai Perhatikan Madrasah Diniyah

Brebes, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Menteri Pendikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof Dr Muh Nuh DEA mengakui Madrasah Diniyah (Madin) merupakan komponen dari Pendidikan Nasional yang selama ini terlupakan. Ibarat mata rantai, ketika rantai menanggung beban berat maka semua harus kuat sehingga tak akan lemah dan tak putus ketika di kayuh.

Mendikbud Mulai Perhatikan Madrasah Diniyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendikbud Mulai Perhatikan Madrasah Diniyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendikbud Mulai Perhatikan Madrasah Diniyah

“Akibat Madin lemah dan bahkan terputus dari pendidikan nasional maka tujuan pendidikan tidak tercapai,” ujar Mendikbud ketika menerima rekomendasi hasil Halaqoh Nasional Pendidikan Diniyah Takmiliyah di Pondok Pesantren Modern Al Falah Desa Jatirokeh Kec Songgom Brebes, Kamis (6/6).

Pada dasarnya, kata Nuh, pendidikan keagamaan secara eksplisit sudah masuk dalam Undang-undang Sisdiknas terutama pada pasal 30. Sehingga keberadaannya sangat dilindungi dan wajib untuk penuhi. Demikian pula dengan pemerintah wajib mengikhtiarkan keberadaan madrasah diniyah sebagai sekolah yang sepadan dengan pendidikan pada umumnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nuh melihat, terpenuhinya pendidikan keagamaan mutlak diupayakan, tidak hanya pendidikan diniyah di Islam, tetapi juga pendidikan keagamaan di Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. 

Apalagi, Kurikulum 2013 telah menjelmakan konsep tilawah (membaca), ta’alim (belajar) dan tazkiyah (pembersihan/pensucian). Disini, anak-anak harus memiliki kemampuan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap (tata krama). Dalam sikap masyarakat kita sudah sangat berubah dan perlu pendidikan keagamaan yang matang untuk terus mempertahankan sikap tata krama yang Indonesia sesungguhnya. 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Pendidikan,lanjutnya, ibarat tubuh yang perlu daya imunitas tinggi. Kalau pendidikan lemah maka akan timbul penyakit sosial yang sulit disembuhkan seperti kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban.

Diakui anggota komisi X DPR RI Nasrudin SH pendidikan diniyah yang lahir sebelum Indonesia merdeka tetapi keberadaannya masih terpinggirkan. Maka perlu dicarikan rumusan yang pas agar bisa sejajar dengan sekolah umum. “Santri-santri madrasah diniyah ikut mencerdaskan bangsa dan menegakan NKRI, tetapi setelah merdeka malah ditinggalkan,” kata Nasrudin yang juga pengasuh Pesantren Al Falah.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE memberi sinyal, pemerintah kabupaten Brebes akan berupaya mensyaratkan pendidikan diniyah untuk melanjutkan ke jenjang SMP/MTs. Namun demikian perlu penggodokan yang lebih matang lagi mengingat tidak semua desa memiliki madrasah diniyah. Begitupun dengan sarana dan prasarana serta dewan ustadz yang masih kurang.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT) Sumitro SPdI MSi menyerahkan hasil halaqoh berupa rekomendasi kepada Mendikbud. Isi rekomendasi tersebut berupa 1. Lembaga legislatif mencantumkan Program dan Satuan Pendidikan Diniyah Taklimiyah dalam revisi UU Sistem Pendidikan Nasional. 2. Menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri tentang:

a. Memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk Satuan Pendidikan Diniyah Takmiliyah; b. Memberikan bantuan peningkatan sarana prasarana kepada Satuan Pendidikan Diniyah Takmiliyah; c. Memberikan bantuan insentif untuk Ustadz/Ustadzah Pendidikan Diniyah Takmiliyah; d. Memberikan bantuan beasiswa kepada santri Pendidikan Diniyah Takmiliyah; e. Memberikan tunjangan profesi bagi ustadz-ustadzah pada Satuan pendidikan Diniyah Takmiliyah; f. Ijazah pendidikan Diniyah Takmiliyah menjadi syarat dan atau mendapatkan skor penilaian untuk melanjutkan sekolah formal pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi; g. Pengaturan jadwal ekstrakurikuler dan penambahan jam pelajaran pada sekolah formal agar tidak berbenturan dengan waktu pembelajaran Pendidikan Diniyah Takmiliyah. 

Sumitro menambahkan, upaya ini tidak berhenti hanya pada tingkat halaqoh saja. Tetapi dirinya akan terus berjuang hingga point-point tersebut diatas bisa terealisir. “Dalam waktu dekat, kami akan ke Presiden dan DPR menyampaikan rekomendasi ini,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Lomba, Nahdlatul Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kamis, 08 Februari 2018

Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah NU Sorot Sejumlah Isu dalam RUU KUHP

Mataram, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Pimpinan Sidang Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah atau Perundang-undangan Zaini Rahman mengatakan, ada beberapa isu-isu krusial yang menjadi perhatian khusus peserta bahtsul masa’il di dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP). Pertama, perluasan pengertian asas legalitas. KUHP harus mengakomodir hukum-hukum yang ada di masyarakat Indonesia.

“Baik hukum adat maupun agama di luar pasal-pasal yang ditetapkan KUHP,” katanya di sela-sela memimpin sidang komisi di Pesantren Darul Falah Mataram, Jum’at (24/11).

Kedua, peran pihak keluarga korban dalam mempengaruhi putusan hakim. Zaini menuturkan, pihak keluarga korban memiliki dua hak yaitu hak restorasi atau pemulihan korban dan hak pemaafan. Di dalam Islam ada istilah hudud yang diberikan kepada korban. Ini menjadi pengadilan yang bersifat memulihkan atau restoratif bagi korban. 

Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah NU Sorot Sejumlah Isu dalam RUU KUHP (Sumber Gambar : Nu Online)
Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah NU Sorot Sejumlah Isu dalam RUU KUHP (Sumber Gambar : Nu Online)

Komisi Bahtsul Masail Qonuniyyah NU Sorot Sejumlah Isu dalam RUU KUHP

“Misalnya di situ ada penyelesaian secara kekeluargaan dalam bentuk ganti rugi dan sebagainya,” jelasnya.

Ketiga, perluasan delik perzinahan. Selama ini, KUHP memberlakukan delik perzinahan manakala pelakunya sudah berkeluarga. Sedangkan, orang yang belum menikah dan melakukan perzinahan atas dasar suka sama suka, maka tidak terkena delik ini. 

“Di sini diperluas. Orang yang tidak menikah pun kalau dia melakukan pernikahan di luar pernikahan maka masuk ke dalam kategori zina,” urainya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Keempat, penodaan agama. Ia menyebutkan, agar proses hukumnya lebih terukur baik secara pembuktian ataupun delik maka istilah penistaan agama bisa diganti dengan penghinaan agama.   

Adapun untuk hukuman mati, Zaini menjelaskan, sejak dulu Nahdlatul Ulama (NU) mendukung hukuman mati sebagai hukuman maksimal, bukan mutlak. Hukuman maksimal tidak jadi dilaksanakan ketika ada pertimbangan-pertimbangan Hak Asasi Manusia.

“Tetapi sebagai hukuman maksimal tidak boleh dihapus,” tegasnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Menurut dia, seseorang bisa dikenakan hukuman maksimal mati apabila kejahatan yang dilakukan sudah menimbulkan dampak kerusakan yang masif dan terstruktur seperti narkoba yang merjalela dan koruptor yang menimbulkan dampak luar biasa besar.

Hasil sidang komisi ini akan disahkan di dalam sidang pleno yang akan diselenggarakan esok hari. Saat ini, RUU KUHP menjadi Program Legislasi Nasional Prioritas  Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2018. (Muchlishon Rochmat) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Halaqoh, Kajian Islam, Internasional Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 23 Januari 2018

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap warga NU Jawa Timur mampu menghasilkan pemimpin dengan latar belakang Nahdliyyin dalam Pilgub Jatim yang berlangsung pada tahun 2013 mendatang.

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri

“NU harus ada yang jadi lurah sampai dengan presiden, apalagi di Jawa Timur karena disana NU mayoritas,” katanya.

Namun, ia menegaskan, NU sebagai institusi tidak boleh digunakan sebagai kendaraan politik. “Jadi dalam pencalonannya tidak boleh menggunakan tanda tangan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah untuk memperoleh dukungan,” paparnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Tugas dan peran NU sebagai sebuah organisasi, lebih besar daripada sekedar alat untuk mencari rebutan jabatan. Politik NU adalah politik kebangsaan untuk menjaga cita-cita dan semangat bangsa yang mana NU merupakan salah satu founding fathernya.

Ia menambahkan, di NU tidak kekurangan calon pemimpin karena telah terjadi proses pengkaderan pemimpin di lingkungan NU dari tingkat pelajar. “Para pemimpin NU merupakan orang yang telah terbiasa memimpin orang banyak, jadi siap untuk menjadi pemimpin bagi masyarakat,” tandasnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Saat ini terdapat dua orang kader NU yang digadang-gadang menjadi calon dalam Pilgub Jatim, yaitu Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Mantan Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf. Sejauh ini belum ada keputusan partai mana yang akan mengusungnya.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Tegal, Pesantren, Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Rabu, 17 Januari 2018

Beginilah Kodisi Makam Mbah Subchi “Kiai Bambu Runcing”

Temanggung, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Makam Kiai Subchi Parakan (wafat 1958), salah satu tokoh NU pejuang kemerdekaan, berada di kompleks pemakaman Islam Pakuncen, Kauman Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Kuburan ulama berjuluk “Kiai Bambu Runcing” ini berbaur dengan pemakaman umum desa setempat. Letaknya hanya sekitar 300 meter dari arah pasar Parakan.

Meski berada di kawasan yang cukup strategis, yakni di pusatnya kota kecil Parakan, peziarah yang belum pernah ke area makam tersebut akan kesulitan menemukan di mana letak persisnya makam kiai yang saat revolusi kemerdekaan sering didatangi Jendral Sudirman ini. Pasalnya, tidak ada penanda khusus yang membedakan makam Kiai Subchi dari makam-makam warga lainya, sebagaimana lazimnya makam para tokoh yang memiliki penanda cungkup atau bangunan khusus lainnya. Satu-satunya penanda adalah identitas nama yang tertulis di batu nisannya.

Beginilah Kodisi Makam Mbah Subchi “Kiai Bambu Runcing” (Sumber Gambar : Nu Online)
Beginilah Kodisi Makam Mbah Subchi “Kiai Bambu Runcing” (Sumber Gambar : Nu Online)

Beginilah Kodisi Makam Mbah Subchi “Kiai Bambu Runcing”

Baca: KH Subchi Parakan: Kiai Bambu Runcing, Guru Jenderal Soedirman

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat



Pada Jumat (27/5) nyaris pukul 17.00 WIB, area makam Pakuncen tampak sepi. Hanya satu dua orang sedang bersih-bersih di makam keluarganya, serta beberapa anak desa setempat sedang bermain. Berkat petunjuk warga itu pula Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat bisa menemukan letak makam Kiai Subchi, setelah sebelumnya mencoba menelusuri sendiri posisi makam Kiai Subchi tapi tidak berhasil. Menurut penuturan warga yang mengantar kami, biasanya makam Kiai Subchi ini juga kerap didatangi para peziarah.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Tidak begitu jauh dari Kauman Parakan, kira-kira 500 meter, berdiri pondok pesantren "Kyai Parak Bambu Runcing" yang didirikan oleh KH Muhaiminan Gunardho. Petang menjelang maghrib suasana pondok ini sedang senyap karena beberapa waktu lalu telah melangsungkan haflah akhir tahun dan kini telah memasuki waktu liburan. Cuma beberapa santri yang masih tampak.

Hubungan antara pesantren ini dengan Kiai Subchi memang sangat erat. Tapi pendiri pesantren ini bukan Kiai Subkhi, melainkan KH Muhaiminan Gunardho,? putra KH Raden Sumomihardho. Nama terakhir ini adalah tokoh dan rekan Kiai Subchi pada masa revolusi mempertahankan kemerdekaan yang merupakan penggerak laskar pejuang dari berbagai elemen kelaskaran terutama pasukan Hizbullah. Pada masa kemerdekaan itu, bersama kiai Subkhi, Kiai Raden Sumomihardho juga kerap dimintai memberi doa dan asma pada bambu runcing dari para pejuang yang datang dari berbagai daerah.

Sementara, kaitan pesantren Kyai Parak Bambu Runcing dengan Kiai Subchi dipertemukan dalam hubungan pernikahan. Istri KH Muhaiminan Gunardho merupakan putri dari Kiai Subchi. (M Haromain/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Olahraga, Kajian Islam, Amalan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kamis, 11 Januari 2018

Memoar Tokoh NU yang Terlupakan

Nahdlatul Ulama bagian dari sejarah nasional Republik Indonesia. Peranannya dalam mengisi perjuangan dan kemerdekaan negeri ini besarnya tak terkira. Waktu demi waktu jatuh bangun dilalui dengan segala bentuk cerita yang tiada tara. Kawan dan musuh silih berganti membuat bendera hijaunya semakin berani berkibar di angkasa.

Di balik kebesaran NU itu, ada banyak tokoh yang menghabiskan tenaga dan pikiran. Tanpa mental yang kuat dan tangguh, tentu NU tak akan bisa sejaya ini. Kita mengenal sosok Hadratussyekh M. Hasyim Asy’ari sebagai pendirinya, didampingi KH. Wahab Hasbullah dan kiai-kiai lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, bendera NU tidak mungkin dipegang terus oleh Pendiri Pesantren Tebuireng tersebut. Pada 1947, Hadratussyekh meninggal. Meninggalkan Indonesia, meninggalkan NU. Masa Mbah Hasyim akhirnya habis.

Memoar Tokoh NU yang Terlupakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Memoar Tokoh NU yang Terlupakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Memoar Tokoh NU yang Terlupakan

Tongkat estafet diwariskan dari masa ke masa dengan semangat yang sama. Ketokohan silih berganti dengan berbagai corak. Muncullah tokoh-tokoh yang memiliki perjalanan hidup mengagumkan. Dari kalangan pesantren hingga organisatoris. NU banyak melahirkan manusia pilihan, tetapi tidak semua dikenal. Untungnya, Pustaka Tebuireng diberkati inisiatif untuk memperkenalkan kembali tokoh-tokoh yang terlupakan itu.?

Buku Membuka Ingatan berisi sejarah hidup beberapa tokoh NU yang tidak banyak dikenal, bahkan oleh kalangan pemuda NU sendiri. Enam tokoh NU yang lahir pada tahun 1960-an itu ialah Fahmi Dja’far Saifuddin, Asmah Sjahruni, Mohammad Zamroni, Prof Dr KH M. Tolchah Mansoer, HM. Subchan Z.E, H. Mahbub Djunaidi. Dari deretan nama tersebut, mungkin sebagian kita tidak mengenalnya, atau mengenal namanya saja tanpa tahu sejarah hidupnya yang inspiratif.

“Dalam perjalanannya, Nahdlatul Ulama memiliki dan melahirkan tokoh-tokoh hebat yang layak dijadikan teladan. Misalnya, Fahmi D. Saifuddin. Selain karena kecakapan pengetahuan yang dimiliki dan kelincahannya dalam bergerak, juga totalitasnya dalam mengabdi. Dengan landasan keikhlasan seringkali menjadi tameng yang ampuh baginya untuk menghindarkan diri dari godaan ingin populer. Mereka berjuang sungguh-sungguh tanpa ingin diberi hadiah, gelar, jabatan, dan popularitas.” (hal. vi)

Menurut KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) dalam pengantarnya, buku ini diterbitkan untuk menumbuhkan kembali ingatan warga NU akan adanya sejumlah tokoh NU yang terlupakan, bahkan mungkin sudah tidak banyak lagi yang ingat nama mereka. Padahal, mereka tokoh yang layak diteladani karena prestasi juga integritas. Mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda, tetapi punya satu hal yang sama, semangat pengabdian untuk Indonesia dan Islam serta NU. (hal. xii)

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dengan menikmati buku setebal 498 halaman ini, kita jadi tahu para tokoh yang mencatatkan namanya dalam tinta emas perjalanan NU. Generasi muda utamanya dari kaum NU sebagai pewaris perjuangan pendahulunya, penting untuk mengambil pelajaran dari kehidupan tokohnya. Tidak patut kita melupakan begitu saja tokoh-tokoh pejuang sebelum kita. Dari buku ini, pembaca akan lebih mengetahui perkembangan organisasi NU dalam kurun waktu 1960-1990, suatu masa yang cukup panjang dan penuh perubahan.

Data Buku

Judul: Membuka Ingatan: Memoar Tokoh NU yang Terlupakan Jilid I

Penulis: Tim Pustaka Tebuireng

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Penerbit: Pustaka Tebuireng

Cetakan: I, Maret 2017

ISBN: 978-602-8805-47-6

Tebal: xiii + 498 halaman

Peresensi: Hilmi Abedillah

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Daerah, Internasional, Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 06 Januari 2018

Permintaan Sangat dari KH Abdul Aziz Haedar

Bandung, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat 

Rombongan Lembaga Dakwah PBNU tiba ke Pondok Pesantren Sukamiskin, Kota Bandung, ketika wanci sareupna. Rombongan tiba di pesantren itu dipandu Google Map selepas bersilaturahim dariPondok Pesantren Baitul Arqom, Lembur Awi dan berziarah kepada pendirinya, KH Faqih. 

Permintaan Sangat dari KH Abdul Aziz Haedar (Sumber Gambar : Nu Online)
Permintaan Sangat dari KH Abdul Aziz Haedar (Sumber Gambar : Nu Online)

Permintaan Sangat dari KH Abdul Aziz Haedar

Dari masjid Pondok Pesantren Sukamiskin terdengar pupujian bahasa Sunda. Namun, tidak lama karena kemudian disusul azan maghrib. Selepas Shalat Maghrib dilanjtukan wiridan, jamaah yang terdiri dari penduduk setempat dan para santri itu membacakan surat Ya Sin di luar kepala. Ada pula jamaah yang tidak mengikutinya, ia meninggalkan masjid dengan alasannya sendiri. 

Rombongan diterima pengasuh Pondok Pesantren Sukamiskin KH Abdul Aziz Haedar di kediamannya, beberapa meter dari masjid. Rumah itu menghadap jalan raya dengan halaman luas. Ketika rombongan memasuki rumah itu, di tengah rumah, telah terhidang bala-bala, tahu, bolu, pastel, lapis, rengginang, gelas-gelas berisi air kopi dan air mineral gelas. 

KH Abdul Aziz Haedar telah bersila persis di ambang pintu yang menghubungkan dengan ruangan lebih dalam. Setelah ngobrol ngalor ngidul dan berterima kasih atas silaturahim itu, ia meminta dengan sangat kepada para pengerus LD PBNU. Disebut sangat, karena dari rangkaian obrolan itu, ia tiga kali memintanya.  

“Kami ingin NU merupakan organisasi pondok besarnya dan enjadi apoteker, tukang ngeracik ilmu, kami merupakan pondok kecil. Jadi, ketika ada ketua NU datang ke pondok itu sudah bangga. Jangan bangga dengan kedatangan wali kota. Waktu tahun 1976, datangny pengurus wilayah saja ke pesantren itu seperti kedatangan presiden,” jelasnya. 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Bahasa koboyna mah kieu (singkatnya begini), datangnya ketua NU ke ponfok pesantren itu, harus dianggap saluhureun santri jeung kiainalah (lebih tinggi dari santri dan pesantren itu,” katanya. (Abdullah Alawi) 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumat, 05 Januari 2018

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang

Mengenang kembali sosok pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Semarang bernama KH Ridwan Mujahid sangat dibutuhkan. Belum banyak orang mengetahui sosoknya. KH Ridwan Mujahid berasal dari Kauman Semarang. Sebagaimana disebutkan oleh Agus Tiyanto, KH Ridwan Mujahid adalah keturunan dari kiai Lasem yang sama dengan kerabat KH Makshum dan KH Baidlawi yang bersambung nasabnya hingga Mbah Sambu. Silsilah KH Ridwan Mujahid yang didapatkan Amirul Ulum dari KH Maimun Zubair dalam buku "Muassis Nahdlatul Ulama" adalah: KH Ridwan bin KH Mujahid bin KH Baidlawi bin Kiai Abdul Lathif bin Kiai Abdul Bar bin Kiai Abdul Alim bin Sayyid Abdurrahman (Mbah Sambu Lasem). Makam KH Ridwan Mujahid berada di Pemakaman Umum Bergota (tepatnya di selatan Makam KH Sholeh Darat, satu area makam keluarga H. Abu Bakar Kauman).

Dalam buku “Kemelut di NU Antara Kiai dan Politisi” karya Abdul Basith Adnan disebutkan peran besar KH Ridwan Mujahid. Jasanya dalam membentuk organisasi ulama pesantren bersama KH M Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Chasbullah tidak dapat dilupakan. Ulama yang semula berkumpul untuk membahas persoalan negeri Hijaz bernama Komite Hijaz, berubah nama dengan Nahdlatul Ulama.

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Ridwan Mujahid, Pendiri NU Asal Semarang

Usaha mengenalkan NU di Semarang bagi KH Ridwan Mujahid awalnya tidak mudah. Namun berkat ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah yang ditinggalkan oleh KH Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (KH Sholeh Darat), maka NU mudah dikenal dan diikuti oleh warga Semarang. Sehingga ketika NU diresmikan pada tahun 1926, masyarakat Semarang dan sekitarnya mudah menerima dan mengakar dalam sanubari (Amirul Ulum: 2014).

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

KH Ridwan Mujahid adalah salah satu murid KH Sholeh Darat. Perkenalan KH Ridwan Mujahid dengan KH M Hasyim Asy’ari lebih karena keduanya merupakan murid KH Sholeh Darat saat mondok di Pesantren Darat Semarang. Maka perjuangan mendirikan NU merupakan hasil dari kerjasama para murid sesepuh ulama Nusantara semisal: KH Cholil Bangkalan, KH Sholeh Darat Semarang, KH Nawawi Banten, KH Mahfudz Termas dan ulama lainnya.

Murid KH Sholeh Darat lainnya yang berjuang menegakkan Ahlussunnal wal Jama’ah di Semarang antara lain KH Ridwan bin Mujahid, Kiai Sya’ban bin Hasan, Kiai Thahir Mangkang, Kiai Sahli Kauman, Kiai Ali Barkan, Kiai Abdullah Sajad dan lain-lain. Anasom dalam papernya “KH Saleh bin Umar dan Pondok Pesantren Darat” menyebutkan bahwa salah satu karya KH Ridwan Mujahid Semarang adalah “I’anatul ‘Awam fi Mufhimmati Syara’ Al-Islam”.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

KH Ridwan Mujahid selain dikenal sebagai Kiai yang berjuang dalam pengembangan organisasi NU juga dikenal mengembangkan dakwah di Pesantren. Salah satu muridnya yang juga bersama-sama mendirikan NU adalah KH Ma’shum Ahmad Lasem Rembang. Dengan demikian semakin nyata, bahwa perjuangan keagamaan, dakwah dan pesantren menjadi semangat yang dimiliki oleh KH Ridwan Mujahid.

Keakraban KH Ridwan Mujahid dengan para pendiri NU lainnya sudah tidak asing. KH Ridwan Mujahid bersama ulama Jawa Tengah lainnya, KHR Asnawi Kudus dan KH Kamal Hambali Kudus turut serta hadir dalam deklarasi pendirian NU pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M di kediaman KH Abdul Wahab Chasbullah Kertopaten Surabaya.

Di antara ulama yang hadir dalam pendirian NU di Surabaya berasal dari Semarang, Kudus, Tegal, Jombang, Sidoarjo, Pasuruhan, Bangkalan Madura, Gresik, Bangil,? Mojokerto dan Mesir. Mereka antara lain: KH Abdul Wahab Chasbullah, KH M Hasyim Asy’ari, KHR Muntaha (menantu KH Cholil Bangkalan), Kiai Mas Nawawi, KHR Asnawi, KH Kamal Hambali, KH Ridwan Mujahid, KH Muhammad Zubair Gresik, Syaikh Ahmad Ghonaim Al Mishri dan lain-lain.

Oleh para pendiri NU, KH Ridwan Mujahid diamanahi sebagai Musytasyar Syuriyah dalam struktut Pengurus NU periode pertama bersama dengan: KH Muhammad Zubair Gresik, KHR Muntaha Bangkalan Madura, KH Mas Nawawi Sidogiri, Syaikh Ahmad Ghonaim Al Mishri, KHR Asnawi Kudus dan KH Kamal Hambali Kudus. Adapun Rois Akbar dipegang oleh KH M Hasyim Asy’ari dan Katib KH Abdul Wahab Chasbullah.

Keberadaan KH Ridwan Mujahid dalam struktur NU semakin membawa daya tarik bagi masyarakat Semarang. Maka KH Ridwan Mujahid mengajak KH Abdullah dan KH Showam untuk mendirikan NU Kota Semarang. Tepat tanggal 24 April 1926, pengurus NU Cabang Kota Semarang berdiri dan dilantik oleh Katib Syuriyah KH Abdul Wahab Chasbullah yang berpusat di Surabaya. Lokasi pelantikan berada di Alun-Alun Kota Semarang yang berada di depan Masjid Agung Kauman Semarang.

Keberadaan resmi NU Cabang Semarang ini menjadi titik perjuangan para Kiai dalam mengenalkan Islam ahlussunnah wal jama’ah.Dan pergerakan NU Kota Semarang menjadi ringan karena ditopang oleh murid-murid KH Sholeh Darat yang sudah lebih dulu mengenalkan ahlussunnah wal jama’ah sebelum NU lahir dan berdiri di Semarang.

Walapun sudah dilantik dan resmi berdiri di Semarang, oleh karena NU belum memiliki gedung, maka koordinasi NU masih secara tradisional dari Masjid ke Masjid. Di antara Masjid yang sering digunakan untuk koordinasi NU adalah Masjid Nahdlatul Ulama di Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang. Zainul Milal Bizawie (2016) mencatat sejak 1916 sudah berdiri Madrasah Nahdlatul Wathan di Surabaya dan mempunyai Cabang di Semarang yang bernama Madrasah Akhul Wathan. Oleh Choirul Anam (2015) lokasi Madrasah Cabang Nahdlatul Wathan di Semarang berada di Jomblangan Kidul.

Dalam catatan Amirul Ulum disebutkan bahwa NU Kota Semarang hingga tahun 1950-an masih menempati sekretariat di rumah-rumah pengurus. Di antara tempat yang dijadikan bascamp koordinasi pengurus NU adalah di rumah KH Irhas (Ketua Syuriyah tahun 1950-an). Pada tahun 1970-an NU Semarang memiliki gedung di Jalan Sudirman dari hasil wakaf. Anasom menjelaskan, sejak 1992 hingga sekarang, NU Semarang menempati gedung di Jalan Puspogiwang Semarang.

Kematangan organisasi KH Ridwan Mujahid dalam berkhidmah kepada NU ditunjukkan dengan kesiapan Semarang sebagai tuan rumah Muktamar NU keempat. Muktamar NU keempat adalah pertama kalinya Muktamar yang digelar di luar Kota Surabaya. Dikisahkan bahwa dalam kegiatan Muktamar NU keempat ini, KH Ridwan Mujahib berperan kuat dalam mensukseskan.

Muktamar NU keempat digelar pada 12-15 Rabiuts Tsani 1348 H/17-20 September 1929 M di Hotel Arabistan Kampung Melayu Semarang. Muktamar di Semarang tergolong sukses karena dihadiri 1.450 peserta terdiri dari 350 Kiai, 900 pengawal Kiai dan 200 pengurus Tanfidziyah. Saat Muktamar keempat di Semarang sudah terdaftar: 63 Cabang (13 Jawa Barat, 27 Jawa Tengah dan 23 Cabang Surabaya dan Madura).

Penutupan Muktamar Semarang juga sangat meriah karena digelar di Alun-Alun Semarang dengan dihadiri 10.000 jama’ah. Muktamar Semarang dihadiri langsung oleh Rais Akbar KH M Hasyim Asy’ari dinilai sebagai tonggak awal perkenalan NU daerah-daerah di luar Surabaya (Choirul Anam: 2015).

Melihat sepak terjang yang tidak kenal lelah dari KH Ridwan Mujahid, maka semangat ini patut ditiru oleh para generasi muda saat ini dalam memperjuangkan NU. Termasuk belum terungkapnya kisah-kisah lain dari KH Ridwan Mujahid masih perlu diperdalam. Sehingga dibutuhkan waktu lagi untuk melacak kiprahnya dalam semangat mendirikan NU dan menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

M. Rikza Chamami, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang dan Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 02 Januari 2018

Jaga Kondusifitas, PCNU Sidoarjo Jalin Silaturahmi dengan Kapolresta dan Instansi Terkait

Sidoarjo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo menggelar pertemuan dengan Kapolresta, Dandim 0816, dan Kankemenag Sidoarjo dalam rangka membangun kondusifitas sosial politik Kabupaten Sidoarjo di aula PCNU Sidoarjo, Jalan Air Langga, Selasa (14/2). Pada pertemuan ini mereka membahas sejumlah isu meresahkan yang berkembang di tengah masyarakat.

Ketua PCNU Sidoarjo H Maskhun menjelaskan, silaturahmi ini bertujuan untuk mengklarifikasi dan tabayun. Ia mencontohkan, kalau dulu Kapolri kepada PBNU, Kapolda dengan PWNU dan Kapolresta dengan PCNU Sidoarjo.

Jaga Kondusifitas, PCNU Sidoarjo Jalin Silaturahmi dengan Kapolresta dan Instansi Terkait (Sumber Gambar : Nu Online)
Jaga Kondusifitas, PCNU Sidoarjo Jalin Silaturahmi dengan Kapolresta dan Instansi Terkait (Sumber Gambar : Nu Online)

Jaga Kondusifitas, PCNU Sidoarjo Jalin Silaturahmi dengan Kapolresta dan Instansi Terkait

"Silaturahmi ini juga menyikapi adanya isu terkini yang menimbulkan keresahan di kalangan NU yakni pendataan para kiai dan pesantren yang ujung-ujungnya diarahkan sertifikasi. PCNU menyikapi perlu klarifikasi dengan pihak terkait agar semuanya bisa diselesaikan kalau ada persoalan yang sempat diragukan di forum itu," kata Abah Maskhun.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Ia menceritakan, Nahdlatul Ulama memunyai pengalaman sejarah terkait pendataan kiai dan pesantren. Sedangkan pendataan itu sendiri mau dibawa ke mana dan ada apa.

"Kita ciptakan forum silaturahmi ini dengan mengundang seluruh banom NU. Ada sebagian yang mempertanyakan, apalagi kalau yang mendata bukan domainnya apalagi aparat. Sedangkan PCNU punya data seluruh ketua takmir dan pesantren karena punya RMI. Itu yang membuat warga di tingkat bawah menjadi resah," jelasnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Abah Maskhun mengimbau warga NU agar tidak usah resah karena bagaimanapun pendataan di bawah kalau pun ada itu dilakukan oleh pihak KUA dan Kesra dalam rangka mengikat tali silaturahmi kepada tokoh di bawah agar tidak salah alamat.

Persoalan sertifikasi tidak perlu dikhawatirkan. Karena bagi NU, ustadz dan para kiai tidak perlu diragukan. Bersih. Semuanya menjunjung tinggi NKRI.

Sementara itu Kapolresta Sidoarjo Kombes Muh Anwar Nasir, sowan ke para kiai berpengaruh yang ada di Jatim, tidak lain adalah untuk menjalin silaturahmi. Karena, menurut Anwar, Kapolda Jatim masih baru dan ingin bersilaturahmi dengan para kiai.

"Surat Telegram Rahasia (STR) itu sebetulnya tidak boleh keluar. Namun STR Kapolda Jawa Timur tentang pendataan ulama tidak ada hal yang rahasia. Saya tahu persis Pak Kapolda buat STR. Tertanggal 30 Januari 2017, dalam rangka menjaga Kamtibmas dan para kiai di jajaran Polda Jatim para ulama yang berpengaruh di daerahnya," kata Anwar.

Ia mengatakan, Kapolda Jawa Timur juga meminta gagasan ada STR dibukukan termasuk tempat wisata, supaya Kapolda mengetahui para tokoh agama dan kiai. Ini tidak lain, untuk bersilaturahmi. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim

Ulama juga manusia. Ia memiliki kecenderungan pribadi dan perasaan, termasuk jatuh cinta. Seperti yang dialami kedua tokoh nasional Kiai Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Sholihah Wahid. Ada kisah cerita cinta unik dari pertemuan kedua orang tua Gus Dur itu hingga berlabuh pada mahligai pernikahan.

Dulu, tradisi menikahkan anak perempuan di usia cukup muda menjadi hal yang lazim dilakukan, termasuk dialami Nyai Sholihah yang akrab disapa Neng Waroh.? Tak ayal ketika Neng Waroh menginjak umur 14 tahun,? dia sudah dijodohkan dengan laki-laki pilihan guru ayahnya, KH Hasyim Asyari. Kiai Hasyim memilih Abbdurahim, putra dari Kiai Cholil Singosari untuk menjadi suaminya.

Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim

Sebagai putri yang patuh, ia menerima pinangan laki-laki pilihan Sang Kiai. Akad nikah dilaksanakan bertepatan dengan bulan Rajab, sebagai bulan yang diutamakan. Namun, pernikahan itu hanya seumur jagung, lantaran kurang lebih satu bulan pasca akad nikah, tepatnya bulan Syaban, suami Neng Waroh wafat. Neng Waroh pun berstatus janda.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Suatu hari, setelah kurang lebih sekitar dua tahun pasca suaminya wafat, Neng Waroh? mendapat amanat dari ibunya untuk hadir taziah ke salah satu kerabat Kiai Hasyim yang meninggal. Waktu itu, Neng Waroh datang diantar seorang sopir bernama Jayus.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sesampainya di rumah duka, dan usai taziyah, Neng Waroh bergegas pulang dan menuju tempat parkir mobil. Ketika itu, dia ragu mana mobil kakeknya yang dikemudikan Jayus. Tanpa pikir panjang, Neng Waroh langsung masuk mobil yang sudah ada sopir di dalamnya.

Ketika masuk, Neng Waroh seketika itu duduk di kursi belakang mobil tanpa melihat ke tampat kemudi. Saat duduk, baru tersadar ternyata yang duduk di kemudi bukanlah Jayus sang sopir tapi orang lain. Seketika itu pula, Neng Waroh kaget dan pipinya memerah karena malu seraya ngelonyor pergi menjauhi mobil? yang baru saja ditumpanginya.

Ternyata, Neng Waroh memasuki mobil yang dikemudikan Wahid Hasyim, putra dari Kiai Hasyim Asyari, orang yang dulu memilihkan jodoh untuknya. Melihat Neng Waroh yang malu-malu, Wahid Hasyim terpesona dalam pandangan pertama. Ia pun langsung menanyakan siapa gerangan yang salah memasuki mobilnya kepada Jayus. Dari Jayus lah, Wahid Hasyim tahu soal Neng Waroh, putri Kiai Bisri Syansuri.

Usai mendapat informasi itu, selang beberapa hari, Wahid Hasyim seorang diri datang ke rumah Kiai Bisri dengan maksud melamar Neng Waroh. Usai Wahid Hasyim pulang, Neng Waroh diberitahu perihal lamaran itu. Ia hanya menjawab dengan diam yang dimaknai "ya" oleh kedua orang tuanya.

Sementara itu, Wahid yang belum berani memberitahukan isi hati kepada orang tuanya bercerita kepada kakak kandungnya Aisyah. Dengan menceritakan peristiwa lamaran kepada Mbak Yu-nya, dia berharap Aisyah bisa menyampaikan hal itu kepada Nyai Hasyim.

Alhasil, pendekatan yang dilakukan kakaknya berhasil. Lantaran pertimbangan waktu yang berdekatan dengan bulan Ramadan, pernikahan keduanya dilaksanakan pada tanggal 10 Syawal 1356 Hijriah saat Neng Waroh berusia 16 tahun. Mahligai rumah tangga Kiai Wahid dengan Neng Waroh yang usai menikah lebih akrab dikenal dengan nama Nyai Sholihah berlangsung selama 15 tahun. Tepatnya tahun 1953, Kiai Abdul Wahid Hasyim meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Jawa Barat.

Dari pasangan inilah lahir enam anak yang di kemudian hari menjadi tokoh yang dikenal publik luas, yakni KH Abdurrahman Wahid, Aisyah Hamid Baidlowi, KH Salahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Chodijah Wahid, dan Hasyim Wahid. (Mahbib)

Sumber:

Ali Yahya, Sama Tapi Berbeda (Potret Keluarga Besar KH A Wahid Hasyim), 2007 (Jombang: Yayasan KH A Wahid Hasyim)

Muhammad Dahlan (dkk), Solichah A Wahid, Muslimah di Garis Depan, 2001 (Jombang: Yayasan KH A Wahid Hasyim)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Hikmah, Kajian Islam, RMI NU Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Senin, 01 Januari 2018

Pesan NU di Media Lebih Diterima Masyarakat

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Banyaknya pengunjung yang mengakses situs-situs Islam yang cenderung radikal dan intoleran bisa saja disebabkan karena mereka memang dimobilisasi untuk itu dan karena mereka tidak diterima oleh realitas sosial di masyarakat sehingga gerakan mereka begitu masif dunia maya.

Pesan NU di Media Lebih Diterima Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan NU di Media Lebih Diterima Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan NU di Media Lebih Diterima Masyarakat

Demikian ditegaskan oleh Direktur Matriks Indonesia, Agus Sudibyo dalam Workshop bertajuk Strategi Media dalam Penyebaran Islam Damai dan Mengawal Pelayanan Publik yang Baik yang digelar oleh Perhimpunan Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat (P3M) di Jakarta, Jumat (21/3).

“Ini sebetulnya potensi media yang berafiliasi ke Nahdlatul Ulama (NU), sebab pesan-pesan NU di media siber dan media sosial lebih bisa diterima oleh masyarakat,” terang penulis buku 50 Tanya Jawab Tentang Pers ini.? ?

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dia menjelaskan bahwa situs-situs Islam radikal sama sekali tidak berprinsip pada kode etik jurnalistik. “Berita-berita yang mereka buat tanpa melalui cek, ricek maupun kroscek,” ungkapnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dia juga menuturkan bahwa hal ini sesungguhnya bisa diadukan secara hukum melalui Dewan Pers, karena sebagai penyedia informasi, meraka jauh dari dari kaidah-kaidah pers yang mengungkap fakta dan berimbang. “Kita bisa mengadukannya secara hukum, dan mereka tidak akan mendapat perlindungan Dewan Pers, karena mereka bukan bagian dari pers,” tegasnya.

“Kita harus mencoba menekan itu kepada Dewan Pers dan Kemenkominfo, jangan berparadigma bahwa berinternet bersih hanya dengan memblokir situs-situs porno, situs Islam radikal juga sangat meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

Workshop ini berlangsung dua hari, 21-22 Maret 2014 dan diikuti oleh para aktivis media diantaranya Pemimpin Redaksi Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dan pendiri situs Islami.co Syafiq Ali, peneliti The Wahid Institute Alamsyah M Djafar, Salah satu Direktur Surya Institute Imam Malik, dan Pendiri Majalah Surah Sastra Hamzah Sahal. (Fathoni/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Quote Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Sidoarjo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Haul para pendiri dan masyayikh pesantren telah menjadi tradisi turun temurun, yang selalu melibatkan para alumni dan masyarakat luas. Kegiatan tersebut memiliki banyak makna terutama memastikan sanad keilmuan.

Hal ini disampaikan H Saifullah Yusuf pada Haul Rajabiyyah Masyayikh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Rabu (26/4) malam. Para masyayikh pesantren adalah KHR Khozin Khoiruddin, KHR Moch Abbas Khozin, KHR Abdul Mujib Abbas, KH Busyro Azhari, KH Ach Farkhan Bakri.

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Haul, Media Penyambung Sanad Keilmuan

Salah seorang Ketua PBNU ini mengatakan bahwa para masyayikh Al-Khoziny merupakan ulama yang memiliki ikatan kuat dalam sanad keilmuan, sekaligus pengamal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.?

"Kiai Khozin adalah ulama yang satu generasi dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, bahkan keduanya tercatat memiliki ikatan guru dan santri," katanya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sanad ilmu dalam praktik keagamaan itu penting agar yang dilakukan tidak jauh, bahkan tersesat dari jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. "Karena itu, perlu hati-hati memilih calon guru di tengah kehidupan, terlebih semakin sedikit ulama yang betul-betul memiliki integritas keilmuan serta kezuhudannya," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Hubungan Kiai Khozin dengan Syaikhona Kholil memungkinkan ada ketersambungan sanad dengan santri lainnya, seperti Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan para sesepuh kiai lain.?

"Bahkan dengan Kiai Hasyim dipastikan memiliki kedekatan lebih sebagai alumni Pesantren Siwalan Panji asuhan Kiai Yakub, serta sama-sama anak menantu," jelasnya.

Karena itu, Wakil Gubenur Jatim ini berharap kehadiran pada kegiatan haul memberikan keberkahan termasuk anak dan keluarga. "Bukan saja keberkahan hidup, tapi kelak mendapat syafaat karena berkah para ulama pesantren yang haulnya diperingati sekaligus sanad ilmu mereka sampai pada baginda Nabi Muhammad SAW," katanya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Haul ke-73 masyayikh Al-Khoziny juga menghadirkan KH. Abdul Qayyum Manshur dari Lasem dan Habib Taufiq al-Seqaf dari Pasuruan sebagai penceramah. (Rof Maulana/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Minggu, 31 Desember 2017

Mensos Khofifah Serahkan Santunan Kematian Korban Banjir Lombok Timur

Lombok Timur, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban banjir Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan menyalurkan santunan kematian serta bantuan logistik di lokasi pengungsian SDN 6 Sepit, Kecamatan Keruak, Kamis (23/11) petang. Kegiatan ini Khofifah lakukan usai menghadiri pembukaan Munas dan Konbes NU 2017 di NTB.

"Atas nama pemerintah, saya menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Mudah-mudahan kedua keluarga ini diberikan kekuatan dan kesabaran. Serta kepada yang meninggal dunia mari kita doakan agar khusnul khotimah," ujar Khofifah mengawali sambutannya dihadapan para pengungsi.  

Mensos Khofifah Serahkan Santunan Kematian Korban Banjir Lombok Timur (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos Khofifah Serahkan Santunan Kematian Korban Banjir Lombok Timur (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos Khofifah Serahkan Santunan Kematian Korban Banjir Lombok Timur

Mensos mengatakan pemerintah berupaya melakukan upaya cepat, tanggap dan tepat dalam penanganan kebencanaan. Tim Kemensos, lanjutnya, telah diterjunkan untuk menanggulangi bencana banjir di Lombok Timur. 

"Penanganan cepat ini telah dilakukan oleh personil Taruna Siaga Bencana (TAGANA) sejak satu jam setelah kejadian. Kemudian pemerintah segera tanggap dalam menyalurkan berbagai bantuan sosial kepada korban banjir meliputi bantuan permakanan, matras, selimjt, kids ware. Alhamdulillah semua telah terdistribusi dan semoga dapat meringankan beban pengungsi," terangnya. 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dalam kunjungan ke lokasi banjir Lombok Timur, Mensos menyerahkan bantuan sosial total Rp236.052.800 terdiri dari bantuan logistik Rp203.152.800, santunan ahli waris Rp30.000.000, santunan luka ringan Rp2.500.000, bantuan sembako Rp400.000. 

"Untuk ketepatan sasaran bantuan, Tim Kemensos juga telah mendata dan menyisir sekolah rusak, rumah rusak, tempat ibadah, dan layanan kesehatan yang mengalami kelumpuhan. Harapan kami dalam waktu dekat upaya-upaya perbaikan bisa segera dilakukan agar masyarakat dapat beraktifitas dan terlayani seperti sedia kala," kata Mensos. 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Seperti diketahui pada hari Sabtu (18/11) pukul 18.00 WITA telah terjadi bencana banjir bandang di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, NTB. 

Bencana banjir terjadi karena intensitas hujan yang sanggat tinggi mengakibatkan meluapnya lima anak sungai yang berada di tiga kecamatan terdampak. Selain itu banjir terjadi karena meluapnya Air DAM Pandan Dure.

Sebanyak dua korban meninggal atas nama Waesyla Cantika (10) warga Dusun Lokon, Desa Sepit, Kecamatan Keruak dan Rozi Gazali (16) warga Dusun Mungkik, Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru. Sementara satu orang korban luka ringan atas nama Siti Laela Zulaeka warga Dusun Lokon, Desa Sepit, Kecamatan Keruak. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Lomba Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 30 Desember 2017

Sembilan Hal dari Cangkir Sembilan untuk HTI

Surabaya, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Lembaga Talif wan Nasyr (LTN) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meluncurkan diskusi “Cangkir Sembilan”, Rabu (10/5). Acara peluncuran diiringi diskusi perdana yang mengangkat tema “HTI Undercover: Membongkar Jaringan dan Strategi HTI di Balik Jargon Khilafah”.

Sembilan Hal dari Cangkir Sembilan untuk HTI (Sumber Gambar : Nu Online)
Sembilan Hal dari Cangkir Sembilan untuk HTI (Sumber Gambar : Nu Online)

Sembilan Hal dari Cangkir Sembilan untuk HTI

Forum tersebut mendatangkan mantan aktivis HTI Ainurrafiq dan pengamat Timur Tengah KH Imam Ghozali Said sebagai narasumber. Diskusi yang diperkirakan dihadiri 100 peserta itu mencapai 500 peserta.

"Mungkin karena momentumnya yang pas. Karena baru kemarin Senin pemerintah membubarkan HTI," kata Ahmad Najib AR, Ketua PW LTN PWNU Jatim Rabu (10/5) dini hari.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari forum Cangkruk Fikir (Cangkir) Sembilan ini, menyimpulkan ada sembilan poin yang nantinya akan menjadi rekomendasi bersama. Sembilan poin ini dibacakan oleh Wakil Ketua PW LTN PWNU Jatim Wasid Mansyur.? "Berdasarkan data dan fakta-fakta kesejarahan dan teoritis serta kondisi sosial," kata Wasid.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Berikut adalah sembilan kesimpulan juga rekomendasi tersebut:

1. Hizbut Tahrir/HT yang didirikan oleh Syaikh Taqiyyuddin Al-Nabhani, selanjutnya berkembang menjadi HTI, lahir dari proses ketidakberdayaan dalam merespon kondisi politik umat Islam, khususnya pasca runtuhnya Turki Usmani di satu sisi dan hingga eksodusnya Yahudi di beberapa daerah di Timteng, hingga melahirkan Israel.

2. Atas fakta tersebut, maka sulit HTI mengelak hanya sebagai gerakan dakwah. Berbagai kasus di beberapa negara konsep Khilafah Islam selalu dipasarkan, dengan anggapan konsep ini adalah solusi atas dominasi asing/Barat. Ketika kuat, kudeta berdarah dilakukan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, pastinya selalu membawa simbol-simbol agama.

3. Hanya untuk memasarkan konsep khilafah, HTI seringkali plin plan dan menghalalkan segala cara untuk mencari klaim massa. Di satu pihak dia menolak aksi demo karena lahir dari tradisi berdemokrasi. Tapi, di pihak yang berbeda seiring perjalanan waktu, HTI sering turun jalan memasarkan ideologinya dengan ragam model, misalnya long march, aksi sosial bahkan terakhir aksi menggunakan isu masirah panji Rasulullah.

4. Itulah HTI. Tidak salah hanya untuk kepentingan di atas, HTI seringkali mengelabui masyarakat yang tidak tahu. Misalnya, aksi masirah di Jatim baru-Baru ini, telah mengelabui banyak pihak, dengan berdalih ziarah ke makam Sunan Ampel, tapi setelah itu mereka yang lugu dan tidak tahu apa-apa diajak ikut aksi HTI.

5. Lebih dari itu, mengelabui konsep juga dilakukan. Misalnya, dengan mencatut tokoh-tokoh sepuh NU untuk menggiring publik bahwa beliau-beliau juga setuju konsep khilafah. Padahal, beliau-beliau sejak awal ikut melibatkan diri, baik jiwa maupun harta untuk kedaulatan NKRI.

6. Maka bagi kita, khilafah atau imamah adalah bagian dari proses ijtihadi dari setiap bangsa. Tidak ada sampai sekarang negara di dunia yang menganut konsep politik khilafah islamiyah, termasuk Saudi, Tunisia dan lain-lain. Bahkan, tidak sedikit negara di dunia Islam yang melarang.

7. Pembubaran HTI, sebenarnya telah terlambat. Tapi, dari pada tidak sama sekali. Sulit mengelak sebab berbagai fakta menunjukkan perlawanan HTI terhadap NKRI, dan falsafah pancasila.

8. Kita sebagai anak bangsa, kita bangga hidup dalam kultur kebangsaan Indonesia yang damai dan islami. Maka, Siapapun yang merusak sendi sendi NKRI, maka harus berhadapan dengan NU dan Muhammadiyah; berhadapan dengan GP Ansor dan Banser.

9. Cangkir 9 merekomendasikan agar pemerintah dan ormas cinta NKRI untuk menginisiasi Taubat NKRI dan kembali ke pangkuan Negara Pancasila bagi semua anggota HTI dari berbagai status sosial.



(Rof Maulana/Mahbib)


Baca: Diajak Pengajian, Ternyata Jamaah Muslimat Dibawa ke Muktamar Khilafah



Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Nahdlatul Ulama Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kamis, 28 Desember 2017

Bikin Tercengang, Ini Alasan Pedagang Kalimantan Setia Berkidmah di NU

Paser, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat 

Malam kian larut. Perempuan tua itu masih tersenyum, menanggapi guyonan sembari melayani permintaan kopi, teh dan susu sejumlah kader Ansor Kalimantan Timur, hingga permintaan swafoto.

Bikin Tercengang, Ini Alasan Pedagang Kalimantan Setia Berkidmah di NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Bikin Tercengang, Ini Alasan Pedagang Kalimantan Setia Berkidmah di NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Bikin Tercengang, Ini Alasan Pedagang Kalimantan Setia Berkidmah di NU

"Saya bergabung dengan Fatayat 1963. Alasannya karena Fatayat jelas Islam," ujar Kasni, di Paser, Sabtu (11/11).

Pada Ketua PW Ansor Kaltim, M Fajri Al Farobi, Ketua Ansor Paser Ahmad Syafii Badar, Sekretaris Ansor Paser Agus Mulyono, Ketua Ansor Penajam Paser Utara Roni Setiawan, Kasni mengaku lahir 1951, di Pare, Kediri, Jawa Timur.

Masuk Kalimantan 1982, melalui program transmigrasi. Sebelumnya, sempat merantau di Sumatera Utara.

Fatayat ialah badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menghimpun para pemudi. Semasa muda, Kasni aktif mengikuti beragam kegiatan organisasi tersebut di daerahnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Muhammad Fadil menikahinya 1965. Saat ini, Fadil mendapat amanah sebagai Ketua MWCNU Pasir Belengkong.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Awal masuk daerah ini, yainya (panggilan karib untuk suaminya) yang selalu menjadi imam di masjid," ujar warga Desa Suliliran Baru, Kecamatan Pasir Belengkong itu pula.

Saat ini, Kasni yang mempunyai 8 anak, 26 cucu dan 3 cicit itu berhimpun di Muslimat NU, organisasi yang menghimpun ibu-ibu NU.

"Kalau dapat apa, ya tidak dapat apa-apa dengan berkhidmah di NU. Hanya berharap barokah dengan mengikuti pengajian serta amalan-amalan NU seperti tahlil," di bawah tenda biru diterangi lampu neon yang berada di lokasi Diklat Terpadu Dasar (DTD) V Ansor Paser, di Suliliran Baru, Kasni bertutur.

Ia lalu berharap organisasi didirikan 31 Januari 1926, di Jawa Timur tersebut panjang umur, istiqomah menjaga Indonesia.

"Saya tahunya NU mempunyai hubungan erat dengan Pancasila. Yainya tahun 1965 salah satu komandan pasukan NU melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mau mengganti Pancasila. Alhamdulillah keluarga kami masih diberi nikmat sehat. Bisa berhimpun dengan NU yang sejarahnya dalam menjaga Indonesia sangat jelas," ujar dia. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Khutbah, Kajian Islam, Tegal Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kamis, 21 Desember 2017

Muluskan Beasiswa Pelajar, PCNU Cirebon Terima Wakaf Sebuah Motor

Cirebon, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Salah seorang warga NU H Djidinudin mewakafkan sepeda motornya untuk kepentingan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Cirebon, Senin (5/1). Sepeda motor jenis Supra Fit dengan nomor polisi E 2182 MV ini, merupakan bentuk terima kasih H Djidinuddin atas bantuan PCNU Cirebon yang pernah diterimanya.

“Saya rela mewakafkan motor ini kepada PCNU. Tidak lain sebagai bentuk terima kasih dan rasa syukur keluarga saya karena PCNU telah membantu anak saya. Anak saya sekarang sudah lulus dari Sekolah Tinggi Kesehatan berkat rekomendasi beasiswa dari PCNU Cirebon,” kata Djidinuddin.

Muluskan Beasiswa Pelajar, PCNU Cirebon Terima Wakaf Sebuah Motor (Sumber Gambar : Nu Online)
Muluskan Beasiswa Pelajar, PCNU Cirebon Terima Wakaf Sebuah Motor (Sumber Gambar : Nu Online)

Muluskan Beasiswa Pelajar, PCNU Cirebon Terima Wakaf Sebuah Motor

Pria asal desa Mertapada Kulon kecamatan Astanajapura kabupaten Cirebon ini, menyerahkan barang wakafnya kepada Wakil Ketua PCNU Cirebon KH Habib Tolkha Nawawi.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Saya atas nama PCNU kabupaten Cirebon mengucapkan terima kasih dan menerima dengan baik sepeda motor ini. Motor ini sangat berguna sebagai inventaris dan kendaraan operasional PCNU,” kata Wakil Ketua PCNU Cirebon yang lazim disapa Abah Tolkha.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sementara Ketua PCNU kabupaten Cirebon KH Ali Murtadlo menyatakan ? terima kasihnya atas wakaf sepeda motor tersebut. “Kami haturkan Jazakumullah khoiran katsir. Semoga Bapak Djidinuddin dan keluarga mendapat barokah dari Allah SWT,” tandas Kiai Ali.

Sebagai simbol, sepeda motor wakaf itu langsung dikendarai oleh PCNU Cirebon disaksikan pengurus IPNU-IPPNU kabupaten Cirebon. (Ayub Al-Ansori/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kajian Islam, Pemurnian Aqidah Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Senin, 18 Desember 2017

Yayasan Mahyal Ulum Al-Aziziyah Aceh Luncurkan STISNU Berbasis Pesantren

Aceh, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Pimpinan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Mahyal Ulum Al-Aziziyah Tgk H H Faisal Ali secara simbolis meresmikan perdana perkuliahan berbasis pesantren Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nadhlatul Ulama (STISNU) Aceh yang beralamat di Sibreh Suka Makmur, Aceh Besar, Senin (5/10). STISNU merupakan satu-satunya sekolah tinggi di Aceh Besar yang mewajibkan mahasiswanya mondok di pesantren.

Yayasan Mahyal Ulum Al-Aziziyah Aceh Luncurkan STISNU Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Yayasan Mahyal Ulum Al-Aziziyah Aceh Luncurkan STISNU Berbasis Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Yayasan Mahyal Ulum Al-Aziziyah Aceh Luncurkan STISNU Berbasis Pesantren

“Hal ini bertujuan menyinkronisasi antara pendidikan kampus dan pendidikan dayah di mana mahasiswa selain mendapatkan ilmu di kampus juga dibekali ilmu agama di dayah,” kata Lem Faisal.

STISNU, menurut Lem Faisal, memiliki nilai tambah dibanding sekolah sekolah tinggi lainnya. Di antaranya, dengan perpaduan metodologi sains dan pengajian salafiyah yang diharapkan mahasiswa mampu memahami kitab kuning di samping kompetensi akademik lainnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Semoga dengan diresmikannya STISNU ini, ke depannya mampu melahirkan lulusan mahasiswa yang bermutu dan berkompeten," kata Lem Faisal.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Ketua STISNU Aceh Tgk H Muhammad Hatta mengatakan, kampus ini nantinya diharapkan mampu mencetak kader-kader hafiz.

? "Kita ingin memperkenalkan bahwa perguruan tinggi harus memiliki landasan-landasan yang paling kokoh, yaitu landasan ahlussunnah wal jamaah," katanya.

Ia berharap generasi Aceh ke depan melalui STISNU ini menjadi generasi yang memiliki kualitas intelektual dan juga memiliki basis kedaerahan.

"Ini merupakan sebuah gagasan untuk menghindari pemahaman yang selama ini kerap jadi perbincangan di Aceh dengan berbagai berbagai persoalan, dan juga melahirkan kader-kader ulama yang berintelektual yang akan memberikan pemahaman ke masyarakat dan diharapkan mampu tampil di nasional dan interasional," ujarnya.

Untuk tahun pertama, STISNU Aceh sudah membuka dua pilihan jurusan, S1 Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Keluarga berdasarkan surat izin dari Dirjen Pendidikan Tinggi Islam RI.

"Dengan jumlah dosen yang mengajar berjumlah 14 orang yang ahli di bidangnya masing-masing serta dengan jumlah mahasiswa sebanyak 62 mahasiswa untuk kedua prodi tersebut," ujarnya. (Zikirullah Al-Farisi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Khutbah, Kajian Islam, Tegal Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock