Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ulama. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Januari 2018

Hukum Sembahyang Jumat tanpa Duduk di Antara Dua Sujud

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Pengasuh rubrik Bahtsul Masail Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat yang baik, saya mohon izin bertanya. Suatu hari, kami pernah ikut sembahyang Jumat di sebuah daerah. Setelah sujud pertama pada rakaat kedua, imam tiba-tiba berdiri. Ia tidak duduk di antara dua sujud. Mengetahui itu, jamaah masjid di depan membaca “subhanallah...” lalu imam melakukan sujud kedua tanpa ada duduk di antara dua sujud. Sebelum salam imam melakukan sujud sahwi.

Yang kami tanyakan adalah...apakah sah shalat tersebut karena imam tidak melakukan duduk di antara dua sujud? Terima kasih atas perhatian dan jawabannya. Wassalamu alaikum wr. wb. (Prasetyo/Purbalingga).

Hukum Sembahyang Jumat tanpa Duduk di Antara Dua Sujud (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Sembahyang Jumat tanpa Duduk di Antara Dua Sujud (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Sembahyang Jumat tanpa Duduk di Antara Dua Sujud

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya kepada kita semua. Pertama sekali yang perlu dipahami adalah bahwa duduk di antara dua sujud merupakan salah satu dari rukun atau tiang sembahyang baik sembahyang sunah maupun sembahyang wajib.

Kedua, duduk di antara dua sujud seperti juga i’tidal merupakan rukun singkat yang tidak boleh diperpanjang waktunya, tetapi juga tidak boleh dipersingkat tanpa thuma’ninah (diam sesaat). Hal ini disebutkan antara lain oleh Syekh Ar-Ramli dalam karyanya Nihayatul Muhtaj sebagai berikut.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

? ) ? ? ( ? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ( ? ? ? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ( ? ? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Kedelapan) dari rukun sembahyang adalah (duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah) meskipun hanya sembahyang sunah dengan perbandingan keterangan sebelumnya. (seseorang tidak boleh bermaksud dengan bangun [dari sujud pertama] selainnya) yaitu selain duduk di antara dua sujud seperti keterangan sebelumnya pada bab ruku’. Kalau seseorang bangun (dari sujud pertama) karena takut sesuatu, maka tidak memadai. Ia wajib kembali ke sujud pertamanya. (Ia juga tidak boleh memperpanjang duduk di antara dua sujud begitu juga i’tidal) karena keduanya (baik i’tidal maupun duduk di antara dua sujud) hanya rukun singkat yang tidak dimaksudkan untuk keduanya itu sendiri tetapi sekadar pembatas saja,” (Lihat Syekh Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz I, halaman 517).

Keterangan Syekh Ar-Ramli ini menunjukkan bahwa duduk di antara dua sujud merupakan rukun yang tidak boleh ditinggalkan dalam sembahyang, termasuk sembahyang Jumat. Bahkan duduk di antara dua sujud harus dilakukan dengan niat atau sengaja. Duduk di antara dua sujud yang dilakukan tanpa niat atau tanpa sengaja dianggap tidak sah.

Pertanyaan selanjutnya adalah kalaupun hanya sebagai pembatas atau pemisah, apakah duduk di antara dua sujud bisa digantikan dengan pemisah lainnya seperti berdiri atau bacaan tertentu? Syekh M Nawawi Al-Bantani dari Madzhab Syafi’i menyatakan bahwa duduk sebagai pemisah antara dua sujud tidak bisa digantikan oleh lainnya sebagai keterangan berikut ini.

? ? ? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Kesebelas, duduk di antara dua sujud) pada setiap raka‘at meskipun sembahyang sunah. Hal ini juga berlaku baik bagi mereka yang sembahyang dalam keadaan duduk maupun berbaring. Tidak memadai selain duduk,” (Lihat Syekh M Nawawi Al-Bantani, Syarah Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja fi Ushuliddin wal Fiqh, Indonesia, Daru Ihya’il Kutubu Al-Arabiyyah, tanpa tahun, halaman 55).

Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sembahyang semua jamaah Jumat dengan kaifiyat seperti yang ditanyakan di atas tidak sah karena meninggalkan salah satu dari rukun sembahyang. Sementara berdirinya imam dari sujud pertama pada rakaat kedua tidak bisa diakui sebagai rukun pemisah antara dua sujud.

Harusnya setelah berdiri, imam tersebut duduk terlebih dahulu sejenak sebelum sujud kedua. Lalu ia mengerjakan sujud sahwi sebelum salam. Kalau ini tidak dilakukan, maka terang sembahyang makmum dan imam Jumat itu tidak sah kendati telah sujud sahwi karena sembahyang Jumat wajib dilakukan berjamaah.

Demikian yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Internasional, PonPes, Ulama Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 20 Januari 2018

Begini Temuan Balitbang Kemenag Soal Peran Orangtua Didik Anak

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Berdasarkan informasi tentang marakanya penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar dan seks bebas yang terjadi pada anak-anak, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melakukan penelitian terhadap visi-misi, peran, dan strategi orangtua dalam menginternalisasikan pendidikan agama pada keluarga. 

Begini Temuan Balitbang Kemenag Soal Peran Orangtua Didik Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Begini Temuan Balitbang Kemenag Soal Peran Orangtua Didik Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Begini Temuan Balitbang Kemenag Soal Peran Orangtua Didik Anak

Dari penelitian yang dilakukan tahun 2016 tersebut, Puslitbang Penda Balitbang dan Diklat Kemenag RI menemukan jawaban terkait peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya.

Pertama, terkait visi dan misi pendidikan agama dalam keluarga, ternyata orangtua menyatakan dari beberapa butir pertanyaan yang kami ajukan memperoleh jawaban yang signifikan. Jawaban tersebut terdapat pada pernyataan, “Saya berharap anak saya menjadi anak yang shaleh dan shalehah”, 95% responden menginginkannya.

Kedua, peran pendidikan agama dalam keluarga juga memperoleh skor yang sangat tinggi. Dari 46 butir pertanyaan yang diajukan terdapat 3 jawaban yang sangat signifikan.

Ketiga, dari 36 butir soal, ada 9 pertanyaan memiliki skor tinggi dalam strategi pendidikan juga memperoleh jawaban yang signifikan. Meski ada perbedaan hanya 1 % antara responden yang ekonomi tinggi, sedang dan rendah dengan latar belakang pendidikan tinggi, sedang dan rendah, serta usia responden.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Keempat, peran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menarik yaitu pada instrumen 12, “Saya tidak mengajarkan anak saya untuk menghafal surat-surat pendek yang dibaca dalam shalat”. Yang menjawab selalu hanya 15 %, sering 25 % dan 30 % menjawab kadang-kadang. Ini dapat diartikan bahwa orangtua jarang mengajarkan shalat kepada anak-anaknya.

Kelima, terkait strategi yang menarik untuk diungkap adalah pada pernyaan, “Orangtua yang memperhatikan pembiasaan shalat dan puasa sebanyak 46 %, orangtua yang memperhatikan pembiasaan shalat dan puasa sebanyak 54 %. Ini menunjukkan bahwa, orangtua kurang memperhatikan anak-anaknya dalam ibadah shalat dan puasa. Shalat merupakan rukun perbuatan yang penting di antara rukun Islam yang lainnya, sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi akhlak manusia.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari temuan di atas, terdapat beberapa rekomendasi Puslitbang Penda Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI tentang pendidikan agama pada keluarga, yaitu sebagai berikut:

Pertama, agar seorang anak tidak terjerumus dalam penyakit sosial (narkoba, seks bebas, tawuran), maka orangtua perlu memberikan pendidikan agama dalam keluarga mulai dari mendidik, melatih membimbing hingga membina putra-putrinya agar memiliki akhlak yang mulia.

Kedua, dalam proses memberikan pendidik agama dalam keluarga, orangtua membutuhkan strategi internalisasi nilai-nilai pendidikan agama mulai dari pengenalan, pembinaan hingga memberikan teladan yang baik bagi putra-putrinya. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)

Baca Kajian Keagamaan lainnya DI SINI

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Ulama, PonPes, Internasional Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Senin, 15 Januari 2018

Keutamaan Shalat Tasbih Menurut Rasulullah SAW

Sembahyang tasbih atau “tasabih” merupakan salah satu sembahyang sunah yang tidak dianjurkan berjamaah. Kalau pun dilaksanakan berjamaah untuk pembelajaran misalnya, tidak masalah. Sembahyang tasbih ini sangat diajurkan karena menyimpan keutamaan luar biasa di balik amalan ini.

Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Busyral Karim bi Syarhi Masa’ilit Ta’lim halaman 260-261 juz I menyebut sebuah hadits Rasulullah SAW dan sejumlah pandangan ulama berikut ini.

Keutamaan Shalat Tasbih Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Keutamaan Shalat Tasbih Menurut Rasulullah SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Keutamaan Shalat Tasbih Menurut Rasulullah SAW

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? (? ? ?) ? ? ?" ? ?. ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?"

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Artinya, “Rasulullah SAW mengajarkan Sayidina Abbas RA (pamannya) sembahyang tasbih. Kepadanya, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan besar sembahyang tasbih. Salah satunya adalah ampunan Allah SWT, ‘Kalau saja dosamu sebanyak gundukan pasir, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosamu.’ Hadits ini hasan.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Imam Tajuddin As-Subki mengatakan, ‘Tidak ada yang meninggalkan shalat tasbih ini selain orang yang meremehkan agama. Orang yang meremehkan agama tidak akan berkenan mendengarkan keutamaan sembahyang tasbih ini. Sebuah hadits menyebutkan, ‘Kalau kau sanggup, lakukan sembahyang tasbih ini sekali sehari. Kalau tidak, lakukan sekali dalam satu jumat. Kalau tidak bisa, sembahyang tasbih lah sekali sebulan. Kalau tidak sempat, lakukan sekali setahun. Kalau tidak bisa juga, kerjakanlah sekali dalam seumur hidupmu.’ Baiknya sembahyang empat rakaat ini diakhiri dengan satu salam jika dikerjakan siang hari. Kalau dikerjakan malam hari, boleh dikerjakan dalam dua salam.”

Menurut Ustadz Abdullah Abdul Qadir Al-Aidrus, hadits ini merupakan potongan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi. Ibnu Majah dan Abu Dawud juga meriwayatkan hadits serupa.

Melihat besarnya keutamaan sembahyang tasbih ini, tidak heran kalau ada beberapa majelis taklim kaum ibu mengawali pengajiannya dengan sembahyang tasbih berjamaah. Memandang betapa pentingnya sembahyang ini baiknya kita mengerjakan sembahyang berisi tasbih ini meskipun hanya sepekan atau sebulan sekali. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Ulama, Ahlussunnah, Meme Islam Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 09 Januari 2018

Amalan Saat Bangun Tidur

? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?, ? ?, ? ? ? ?, ? ? ?, ? ? ?, ? ? ?, ?: ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Telah datang dari Aisyah berkata: Nabi Muhammad ketika bangun dari tidurnya, membaca takbir (? ?) sepuluh kali dan memuji kepada Allah ( dengan membaca, ? ?) sepuluh kali, dan membaca tasbih (? ?) sepuluh kali, dan membaca tahlil (? ? ? ?) sepuluh kali, dan membaca istighfar (? ? ?) sepuluh kali. dan dia berdoa: ? ? ? ? ? ? dan dia (juga berdoa) meminta perlindungan dari sempitnya tempat di hari kiamat.



Amalan Saat Bangun Tidur (Sumber Gambar : Nu Online)
Amalan Saat Bangun Tidur (Sumber Gambar : Nu Online)

Amalan Saat Bangun Tidur



Dan di dalam riwayat (yang lain) Nabi Muhammad salallahualaihi wasalam, ketika bangun dari tidur membaca sepuluh ayat terakhir Surah Ali imran.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sumber: Hasyiah Al-Shawy Ala Tafsir Jalalain karya Imam Ahmad Ibn Muhammad Al-Showi Al-Maliki.

Muh. Ulinuha Karim, santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah. 

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Ulama, Hikmah Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 02 Januari 2018

Unggul 6-0 atas Darunnajah, Tim Sepak Bola Al-Asyariah Masuk Babak Final

Sidoarjo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Liga Santri Nusantara (LSN) U-17 di Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (3/12) mempertemukan tim sepak bola pesantren Darunnajah Garut melawan tim dari pesantren Al-Asyariah Tangerang. Pertandingan berakhir dengan skor 6-0 untuk tim sepak bola pesantren Al-Asyariah. Kemenangan ini mengantarkan tim Al-Asyariah pada putaran final.

Tim pesantren Al-Asyariah unggul lebih dulu pada menit ke-8 yang disunting M Sopyan. Gol kedua dicetak oleh M Janisahri di menit ke-13 lewat tendangan jarak jauhnya sehingga mampu merobek gawang tim sepak bola pesantren Darunnajah.

Unggul 6-0 atas Darunnajah, Tim Sepak Bola Al-Asyariah Masuk Babak Final (Sumber Gambar : Nu Online)
Unggul 6-0 atas Darunnajah, Tim Sepak Bola Al-Asyariah Masuk Babak Final (Sumber Gambar : Nu Online)

Unggul 6-0 atas Darunnajah, Tim Sepak Bola Al-Asyariah Masuk Babak Final

Wasit M Agus Muslim akhirnya harus memberikan ganjaran kartu merah kepada pemain dari kubu tim pesantren Darunnajah Asep Syahri karena melakukan pelanggaran.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Tak berselang lama, tim sepak bola Al-Asyariyah mendapatkan hadiah penalti yang mampu dimanfaatkan oleh Afrisal dengan baik sehingga tendangan itu membobol gawang tim pesantren Darunnajah. Pertandingan bertahan dengan skor 3-0 hingga babak pertama berakhir.

Pada babak kedua pemain pesantren Al-Asy-ariah mampu menambahkan tiga poin yang dihasilkan oleh Khairul, M Aruiyan lewat sundulannya, dan Afrisal sehingga skor akhir pada babak kedua menjadi 6-0.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selanjutnya, pesantren Al-Asyariah akan bertemu dengan tim sepak bola pesantren Nurul Islam Jember pada babak final yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Ahad (6/12) mendatang.

Pelatih tim sepak bola pesantren Al-Asyariah H Agus Suparman mengaku, dengan hasil akhir 6-0 yang mampu dihasilkan oleh anak asuhnya pihaknya tetap akan memfokuskan anak asuhnya pada kosentrasi. Kemenangan yang dihasilkan itu merupakan gaya dari para pemain pesantren Al-Asyariah dan bukan terpengaruh oleh pemain lawan.

"Kita imbang dengan pemain dari Jember. Namun, kita harus juara. Karena sebelum sampai Surabaya kami selalu latihan rutin seminggu tiga kali. Mohon doanya sehingga kami mendapatkan juara," pinta Agus.

Salah satu pemain sepak bola Al-Asyariah Afrisal Dwi Salgani mengaku senang bisa lolos ke babak final. Hal itu ditegaskan Afrisal karena kerja sama tim yang cukup bagus.

"Kami sangat senang karena baru pertama main di stadion Gelora Delta Sidoarjo dan bisa lolos ke babak final. Hari ini permainan kami cukup bagus. Nanti ada yang diperbaiki lagi sehingga menambah finishing dan kondisional saja," kata Afrisal dengan nada gembira. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Tokoh, Pahlawan, Ulama Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumat, 22 Desember 2017

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Pengurus IPNU Banyuwangi menyayangkan stigmatisasi masyarakat terhadap remaja atas kasus seks bebas sejumlah oknum di kalangan pelajar. Mereka menilai stigma ini merupakan bentuk ketidakadilan masyarakat terhadap kalangan remaja.

Menurut Direktur Student Crisis Center IPNU Banyuwangi Barur Rohim (Ayung), faktor penyebab seks bebas tidak semata kesalahan pelajar. Ia menengarai pihak lain yang berkontribusi atas kesalahan ini.

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Seks Bebas di Kalangan Pelajar Bukan Sepihak Salah Remaja

“Pihak orang tua, pendidik (guru), pemerintah, mesti bertanggung jawab atas kejadian seks bebas di kalangan pelajar,” kata Ayung saat kampanye pelajar anti free sex di aula SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Senin (16/2).

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Ayung menolak pihak mana saja yang menuding pelajar sebagai biang keladi dari kasus seks bebas. “Parahnya, hanya pelajar yang dipersalahkan,” kata Ayung dalam rilisnya.

Dengan deklarasi itu, kami ingin mengusung wacana baru di tengah masyarakat. Kami ingin menggugah segenap elemen masyarakat agar lebih peduli dan membimbing sebaik mungkin dalam rangka melindungi pelajar dari seks bebas.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sebelum deklarasi, para pelajar terlibat dialog interaktif dengan berbagai elemen masyarakat. Hadir pada dialog itu perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi, MUI, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB), dan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS), sebagai perwakilan dari lembaga resmi pemerintah.

Ada pula beberapa komunitas yang memiliki kepedulian terhadap advokasi remaja. Dalam dialog itu, para pelajar mengungkapkan problem yang melatarbelakangi kasus seks bebas. Sedangkan para pemangku kebijakan yang hadir menanggapi permasalahan yang diajukan pelajar. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Budaya, PonPes, Ulama Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 09 Desember 2017

Otonomi Daerah Picu Busung Lapar

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat
Otonomi daerah tidak selalu otomatis mensejahterakan rakyat di daerah, alih-alih menjadi mandiri tetapi dalam implementasinya justeru sering menimbulkan alpanya pemerintah daerah untuk mensejahterakan rakyat.

"Kasus busung lapar, gizi buruk dan juga polio, sebenarnya tidak terlepas dari kebijakan yang diambil pemerintah tentang otonomi daerah. Saat kebijakan itu diterapkan, setiap daerah berlomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi melupakan kesejahteraan masyarakat," ungkap Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara,Prof. Dr. Frans Magnis Suseno kepada Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat usai deklarasi Jaringan Solidaritas untuk Korban Busung Lapar, di Jakarta, Senin (4/7).

Fenomena gizi buruk, ungkap tokoh umat katolik ini menunjukkan kegagalan implementasi kebijakan tersebut, sehingga harus cepat ditangani untuk mencegah munculnya kasus-kasus lain yang menimpa rakyat miskin.

Masalah tersebut juga berkaitan dengan budaya birokrasi di lingkungan birokrat, yang mengakibatkan fakta yang sesungguhnya justru ditutupi dari pemerintah pusat. "Budaya ’Asal Bapak Senang’ (ABS) sudah sangat mengakar, sehingga elite politik yang hanya melihat dari ’atas’ mendapati semua berjalan mulus tanpa hambatan," katanya.
      
Sementara itu, dari sisi masyarakat, kasus itu dapat dianggap sebagai mulai lunturnya rasa kepedulian dan kepekaan sosial dalam masyarakat. "Melihat tingkat pendapatan per kapita penduduk, seharusnya peristiwa seperti kelaparan dan  kerawanan kesehatan tidak perlu terjadi," katanya.
      
Ia berpendapat masalah tersebut hanya bisa diselesaikan apabila semua orang saling membantu, dan ada keterbukaan. Jika tidak, kesenjangan sosial akan semakin tajam.
      
Untuk mengatasi kesenjangan sosial yang kian hari kian tajam, ia mengatakan, seluruh elemen bangsa perlu meningkatkan moral kebangsaan  untuk  meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya.

Selain itu, moral kebangsaan juga dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia sebagai penyelenggara negara, agar produk kebijakannya memihak kepada kepentingan rakyat.

Sementara itu di tempat yang sama GKR Hemas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga menilai bahwa kasus busung lapar dan gizi buruk mencerminkan menurunnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya.

Masyarakat saat ini, menurut isteri Gubernur DIY itu, semakin bersikap individual dan memilih lingkungan homogen yang setara dalam kompleks perumahan dengan alasan utama keamanan. Akibatnya lingkungan yang setiap hari dilihat adalah orang-orang yang sejahtera, sementara di luar kompleks, yang berarti di luar jangkauan pandangan mereka, terdapat begitu banyak orang yang mengalami kemiskinan.

Pendapat itu didukung oleh Ketua LKKNU, Otong Abdurahman bahwa masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan, mulai tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya, bahkan terhadap saudara mereka sendiri sekalipun. (cih)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Ulama, Kajian Sunnah, Ahlussunnah Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Otonomi Daerah Picu Busung Lapar (Sumber Gambar : Nu Online)
Otonomi Daerah Picu Busung Lapar (Sumber Gambar : Nu Online)

Otonomi Daerah Picu Busung Lapar

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock