Tampilkan postingan dengan label Jadwal Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jadwal Kajian. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Februari 2018

Nonton Bareng "Sang Kiai" di Kantor DPRD Jombang

Jombang, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Kantor DPRD Jombang dijadikan tempat nonton bareng (nobar) film Sang Kiai menjelang buka puasa, Kamis (18/7) kemarin. Acara yang akan digelar selama 2 hari ini dihadiri seluruh Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) dan sejumlah keluarga pondok pesantren Tebuireng, kemudian disambung dengan buka puasa bersama.

Dalam pembukaan nobar film yang berisi kisah perjuangan Hasyim Asyi’ari mengusir penjajah tersebut diawali sambutan pengurus pondok pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Cucu Hadratus Syaikh Hasyim Asyi’ari ini menyambut baik acara yang digagas oleh Forpimda Jombang. Karena film yang berdurasi 2 jam tersebut berkisah tentang perjuangan kakeknya yang juga putra asli Jombang.

Nonton Bareng Sang Kiai di Kantor DPRD Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Nonton Bareng Sang Kiai di Kantor DPRD Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Nonton Bareng "Sang Kiai" di Kantor DPRD Jombang

“Para ulama dan pesantren punya andil cukup besar dalam mendirikan NKRI, kalau ada yang bilang NKRI adalah negara thaghut, itu tidak benar. Film ini sudah membuktikan bagaimana perjuangan kiai dan santri berjuang mengusir penjajah,” kata Gus Sholah.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dalam film tersebut diceritakan, pendudukan Jepang terhadap Indonesia. Ironisnya, kehadiran Nippon ke tanah air itu justru lebih kejam dari penjajahan Belanda. Jepang melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat untuk menganut ajarannya, yaitu Sekerei (menghormat kepada matahari).

Kemudian Jepang menyerang pondok pesantren milik KH. Hasyim Asyari, karena beliau adalah ulama besar. Kemudian KH Hasyim Asyiari dibawa ke markas Jepang untuk menganut ajaran Sekerei tersebut. Namun perintah tersebut ditolak, karena menurutnya hal tersebut menyimpang dari aqidah agama Islam. Karena tindakannya yang berani itulah, pendiri Ponpes Tebuireng itu akhirnya ditahan dan menyiksa beberapa santrinya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sementara itu, KH Wahid Hasyim salah satu puntra beliau mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari. Berbeda dengan Harun, salah satu santri Tebuireng yang menggunakan cara kekerasan. Dia menghimpun kekuatan ratusan santri untuk demo menuntut kebebasan kiainya.  Tetapi harun salah, karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.

Kemudian ulama besar se-Jawa – Madura berkumpul untuk membahas resolusi jihad. Pada bulan September 1945, lahir fatwa jihad yang digulirkan oleh ulama NU. Seluruh umat Islam hukumnya fardu ain untuk membela tanah air dan mengusir para penjajah. Resolusi tersebut juga sebagai pelucut pecahnya perang 10 november di Surabaya.

Terlihat juga Bupati Jombang Suyanto menyaksikan film dari awal sampai selesai. Apa komentar Suyanto terkait film yang mengambil kisah dari wilayahnya itu?”Film ini sangat istimewa, beliau bisa mengusir penjajah. Perjuangan ulama asal Jombang ini patut kita hargai dan kita contoh, dan bisa memberikan inspirasi untuk santri-santri sekarang,” kata Suyanto.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Sumber   : jombang.nu.or.id

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Ahlussunnah, Jadwal Kajian Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Senin, 12 Februari 2018

Sembilan Fatser Ikuti Pendidikan Kebanseran

Tulungagung, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat - Komandan Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna (Satkornas Banser) Ir H Alfa Isneini mengingatkan kesatuannya untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan GP Ansor dan lingkungan sekitarnya. Karenanya GP Ansor juga harus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Alfa juga mengapresiasi kehadiran sejumlah Fatayat Serbaguna yang menjadi peserta Pendidikan Terpadu Dasar (DTD), Jumat-Ahad (2-4/9).

Acara pelatihan diikuti sekitar 150 peserta dari ranting di sekitar Pimpinan Anak Cabang Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Yang istimewa dari 150 peserta ada sembilan orang anggota Fataya NU yang bergabung untuk mengikuti latihan.

Sembilan Fatser Ikuti Pendidikan Kebanseran (Sumber Gambar : Nu Online)
Sembilan Fatser Ikuti Pendidikan Kebanseran (Sumber Gambar : Nu Online)

Sembilan Fatser Ikuti Pendidikan Kebanseran

“Kami sendiri atas nama pelatih ibaratnya makan buah simalakama. Tidak diterima mereka ngeyel. Diterima, belum ada aturan yang baku tentang Fatser. Sambil menunggu aturan, maka biar mereka ikut,” ungkap Kasatkorcab Banser Tulungagung Drs Yoyok Mubarok.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sementara Alfa mengimbau, “Lingkungan di mana anggota Banser berada harus aman dari berbagai gangguan. Stabilitas harus mantap. Jangan sampai di lingkungan Anda semua ada teroris.”

Tugas Banser selain itu adalah menumbuhkan terwujudnya semangat pengabdian, kebersamaan, solidaritas dan silaturahmi sesama anggota Banser dan GP Ansor dan komponen masyarakat yang lain. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Jadwal Kajian, AlaSantri Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sabtu, 03 Februari 2018

Kanjeng Pangeran Aryo Abdurrahman Wahid

Solo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Setahun setelah ‘dilengserkan’ dari kursi kepresidenan, tepatnya pada 9 Oktober 2002, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendapatkan undangan dari Keraton Kasunanan Surakarta, bersamaan dengan peringatan naiknya tahta Paku Buwono (PB) XII yang ke-57.

Kanjeng Pangeran Aryo Abdurrahman Wahid (Sumber Gambar : Nu Online)
Kanjeng Pangeran Aryo Abdurrahman Wahid (Sumber Gambar : Nu Online)

Kanjeng Pangeran Aryo Abdurrahman Wahid

Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Gus Dur mendapatkan gelar kehormatan Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), sebuah gelar gelar tertinggi yang pernah diberikan keraton kepada orang yang bukan kerabat asli istana penerus dinasti Mataram tersebut.

“Saat itu tidak ada prosesi istimewa, penganugerahan gelar bersama yang lain, hanya saja gelar yang disematkan kepada Gus Dur ini berbeda,” terang Sekretaris PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahudin Aly, kepada Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat beberapa waktu lalu.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Gus Dur sendiri saat ditanya mengenai pemberian gelar ini mengaku tidak mengetahui alasan pasti pemberian gelar KPA ini kepadanya. Namun Gus Dur mengaku sebelumnya tidak pernah berharap untuk mendapat gelar ini.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“La wong kehormatan kok. Ngarep-arep wae ora wani (berharap saja tidak),” kata Gus Dur, sebagaimana tertulis di beberapa koran lokal, ketika itu.

Memelihara Tradisi

Meski demikian, Gus Dur memberikan makna tersendiri atas gelar ini. "Menerima gelar itu untuk melestarikan budaya daerah. Itu secara umum. Kalau kesan secara pribadi yang sangat dalam sekali, yang saya juga belum habis mengkajinya. Bagi saya ini adalah sebuah penghormatan bagi jalan hidup yang saya pilih, yakni supaya selalu menyerasikan Islam dengan budaya daerah,” lanjutnya.

Gus Dur juga berharap dari pemberian gelar itu, akan tercipta hubungan yang baik antara Keraton dan Islam.

“Dengan saya diakoni oleh keraton berarti hubungan Islam dan kekuasaan multikratonik. Dalam arti, bisa ngritik. Dulu ada keraton seperti ini, lalu ada keraton kecil-kecil, yakni pesantren-pesantren,” ujar dia.

Satu harapannya, Keraton Surakarta dapat meneruskan tradisi. Itu sangat penting, terutama menyangkut teori multikratonik, antara agama dan budaya. “Selama ini Kraton telah menjadi pemelihara dan pelestari budaya. Kalau ada yang hilang maka kebudayaan di daerah kita ini akan terganggu,” papar Gus Dur. (Ajie Najmuddin)

Sumber terkait :

Harian Suara Merdeka edisi cetak, 10 Oktober 2002.

Wawancara Ketua Gusdurian Jateng, Hussein Syifa, 5 November 2014.

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Jadwal Kajian Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumat, 26 Januari 2018

Mbah Zainal Dishalati Ratusan Kali, Diantar Ribuan Santri

Yogyakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Raut kesedihan dan kehilangan jelas terlihat pada wajah ribuan santri dan pengunjung yang hadir dari berbagai daerah menjelang prosesi pemakaman almarhum KH Zainal Abidin Munawwir , Ahad (16/2), tepat pukul 14.00, di makam Sorowajan, Yogyakarta.

Jenazah pengasuh Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak dan santri langsung KH Ali Makshum ini diantar ke makam keluarga al-Munawwir di Sorowajan setelah ratusan kali dishalatkan para santri, alumni pesantren, dari masyarakat dari bermacam kalangan sejak Sabtu malam.

Mbah Zainal Dishalati Ratusan Kali, Diantar Ribuan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Zainal Dishalati Ratusan Kali, Diantar Ribuan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Zainal Dishalati Ratusan Kali, Diantar Ribuan Santri

Ribuan pentakziyah bahu-membahu dan bergantian menggotong jenazah Mbah Zainal. Ada juga yang membuat pagar jalan untuk jenazah Mbah Zainal. Semua yang hadir seolah tak ingin ketinggalan mengantarkan Jenazah Mbah Zainal di tengah sisa abu Gunung Kelud yang beterbangan. Jarak lokasi makam sekitar 1 km dari Pesantren al-Munawwir.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada para panjenangan semua. Semoga amal ibadah saya dan panjenangan menjadi amal jariyah,” kata KH Attabiq Ali, perwakilan dari pihak keluarga sambil menitihkan air mata tatkala memberikan sambutan.

Drs Kiai Ali Asad, mewakili para alumni santri, menyampaikan, ada perbedaan yang jelas antara Mbah Ali Maksum dan Mbah Zainal. Tapi justru di situlah letak keistimewaannya.?

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Kalau Mbah Ali Maksum itu prinsipnya kabeh ilmu kudu dilakoni (semua ilmu harus dijalankan) tapi jika Mbah Zainal itu kabeh laku kudu dingilmoni (semua perbuatan itu harus ada ilmunya). Semoga mereka berdua diterima di sisi-Nya," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Sumarno juga menyampaikan duka mendalamnya sepeninggal Mbah Zainal. "Hari ini, kita telah kehilangan seorang ulama besar dan panutan bagi kita semua," katanya. (Nur Rokhim/Nur Sholikhin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Aswaja, Jadwal Kajian Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Jumat, 19 Januari 2018

"Sunan Kalijaga Berpikir Global Bertindak Lokal"

Yogyakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Perjalanan hidup Sunan Kalijaga, salah seorang wali yang sukses menyebarkan Islam di Nusantara, terbagi dalam 3 periode. Masing-masing periode terdapat nilai-nilai atau prinsip.

Demikian disampaikan Mohammad Damami, guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam seminar nasional dengan tema “Sunan Kalijaga dan Budaya Bangsa” di convention hall kampus, Kamis (10/10).

Sunan Kalijaga Berpikir Global Bertindak Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
Sunan Kalijaga Berpikir Global Bertindak Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

"Sunan Kalijaga Berpikir Global Bertindak Lokal"

“Pertama, adalah masa remaja. Beliau dari kalangan darah biru atau ningrat. Tapi pribadinya sangat memperhatikan wong cilik. Dia memang dilatih oleh ayahnya, bersama adiknya untuk turba. Dia juga memiliki watak Robin Hood,” ungkapnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Ia menuturkan, dalam periode ini prinsip yang dapat diambil adalah prinsip kerakyatan dan pemberdayaan ekonomi.

Periode kedua adalah periode belajar agama. Pada saat Sunan Kalijaga belajar pada Sunan Bonang, terdapat satu prinsip hidup yang dijalaninya, yaitu integrasi ilmu keislaman eksoteris (lahir) dan esoterik (batin).

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sedangkankan prinsip selanjutnya yaitu dapat disarikan pada saat Sunan Bonang menyuruh Sunan Kalijaga untuk belajar ke Mekah dan pada saat sampai di Malaysia bertemu dengan Sunan Maghribi lalu Sunan Kalijaga berguru kepadanya.  

“Sunan Kalijaga pada saat itu telah mengalami globalisasi atau belajar ke luar negeri. Prinsipnya di sini adalah berpikir global tapi bertindak lokal,” ujar Damami.

Periode ketiga adalah ketika Sunan Kalijaga kembali berdakwah di tanah air. Dalam proses dakwahnya, dapat diambil satu prinsip yaitu prinsip perjuangan atau pendekatan kultural.

Demikian pula saat Sunan Kalijaga menjadi penasehat di kerajaan Demak. Ada suatu prinsip yang dapat pula diambil, yaitu prinsip perjuangan atau pendekatan struktural.  (Nur Hasanatul Hafshaniyah/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Halaqoh, Tokoh, Jadwal Kajian Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Rabu, 17 Januari 2018

Kelompok Teroris Kini Berlomba Menjadi yang Paling Brutal

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Mudah untuk mengategorikan orang-orang yang merencanakan pembunuhan keji atas 132 anak sekolah sebagai individu sakit, gila, dan sama sekali tak punya rasa kemanusiaan.

Namun, sayangnya, serangan Taliban Pakistan di sebuah sekolah di Peshawar, Selasa—salah satu tragedi terbesar di negara itu—kemungkinan buah dari analisis biaya-manfaat yang rasional. Intinya, dalam bisnis teror, kekejian menjadi cara yang paling efektif. Demikian laporan yang dilansir oleh Wall Street Journal.

Kelompok Teroris Kini Berlomba Menjadi yang Paling Brutal (Sumber Gambar : Nu Online)
Kelompok Teroris Kini Berlomba Menjadi yang Paling Brutal (Sumber Gambar : Nu Online)

Kelompok Teroris Kini Berlomba Menjadi yang Paling Brutal

Setidaknya itulah pelajaran yang dipetik kelompok ekstremis di seluruh dunia dari ketenaran dadakan Daulah Islamiyah alias ISIS di Irak dan Suriah. Organisasi itu memakai video pemenggalan orang dan eksekusi massal tahanan sebagai senjata psikologis yang ampuh.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Sayangnya, kekerasan seperti ini menghasilkan uang, dukungan, dan rekrutan dari seluruh dunia. Kekejian diproyeksikan sebagai cara untuk menang,” kata Professor Ahmad Moussalli, peneliti spesialis gerakan Islam garis keras di American University of Beirut.

Eskalasi kekejian ini mendorong banyak kelompok ekstremis berlomba-lomba jadi yang paling kejam agar menggegerkan dunia. Apalagi setelah nama ISIS dikenal global dan menuntut semua Muslim mematuhi aturannya.

Boko Haram dari Nigeria—yang menculik lebih dari 270 anak sekolah April lalu dan “menikahkan” mereka ke anggotanya—dihadapkan pada tekanan serupa, saat mereka tetap ingin independen.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Taliban Pakistan sebelumnya tidak pernah secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas sebuah serangan. Misalnya, dalam pengeboman tahun lalu di sebuah gereja di Peshawar yang menewaskan sedikitnya 127 orang. Namun Selasa kemarin, mereka menyombongkan aksinya membunuh massal anak-anak sekolah di Peshawar.

“Ini adalah kontes antara Taliban Pakistan, Boko Haram, dan ISIS—dan sepertinya Taliban Pakistan kali ini berada di puncak liga barbar,” kata Salman Shaikh, direktur Brookings Doha Center di Qatar.

Kekejian ini tentunya tidak hanya dimaksudkan untuk mengesankan pendukung, dan calon pendukung, kelompok jihad. Tujuan serangan mematikan sejak dulu adalah untuk menyebar teror—formula ISIS tahun ini di Irak.

Dengan logika semacam ini, membantai lebih dari 130 anak-anak di Peshawar adalah strategi bisnis yang efektif, ujar Syed Hussain Soherwordi, ahli terorisme internasional di Peshawar University.

“Bagi teroris, targetnya harus [orang-orang] yang sepolos mungkin, demi mengejutkan orang dan untuk membuat orang berpikir hal ini tidak akan terjadi lagi jika permintaan teroris dipenuhi,” kata Soherwordi.

Meski demikian, strategi ini tidak bebas risiko. Di beberapa negara, kemarahan dan kecaman publik justru dapat membawa hasil yang berlawanan. Tentangan dari masyarakat bisa mempermudah aparat menggelar penindakan yang efektif atas teroris.

Bagaimanapun, saat Pakistan berkabung, masih belum diketahui apakah Taliban salah hitung dan apakah pembunuhan massal di Peshawar ini justru merugikan mereka. (mukafi niam) foto: reuters

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Jadwal Kajian, Sejarah Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 19 Desember 2017

Jebakan Orang yang Bertakwa

Khutbah I

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? . ? ? ?

Jebakan Orang yang Bertakwa (Sumber Gambar : Nu Online)
Jebakan Orang yang Bertakwa (Sumber Gambar : Nu Online)

Jebakan Orang yang Bertakwa

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Hampir tiap Jumat minimal kita mendengarkan anjuran dari sang khatib untuk senantiasa meningkatkan takwa: memupuk kesadaran ilahiyah yang manifestasinya adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Anjuran itu mengandung pesan agar kita semua meningkatkan bukan hanya amal ubudiyah kepada Allah melainkan juga kebaikan bermuamalah dengan sesama manusia. Juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjauhi maksiat-maksiat, mulai dari yang paling ringan seperti membuang sampah sembarangan sampai yang terberat seperti syirik atau memakan harta anak yatim.

Kita semua tentu bersyukur bila pesan rutin sang khatib itu dapat dipenuhi secara konsisten. Artinya, ada penambahan kualitas takwa dari waktu ke waktu. Kalau pun belum terpenuhi, semoga kita termasuk orang-orang yang sedang berikhtiar memenuhi pesan tersebut sebagai wujud pelaksanaan bunyi Surat Ali ‘Imran ayat 102:

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Ayat tersebut menekankan tentang usaha menjalani takwa secara maksimal. Kata-kata haqqa tuqâtihi mengasumsikan adanya kerja keras dalam beragama untuk meraih puncak kemuliaan sebagai manusia paling bertakwa. Sebab, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum (sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa). Di sini sangat jelas bahwa ukuran kemuliaan adalah takwa, bukan jabatan, kekayaan, garis keturunan, klaim keunggulan ras, atau sejenisnya.

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Namun demikian, yang mesti dicatat adalah bahwa saat orang menjalani ketakwaan, saat itu pula ia mengemban tanggung jawab yang lebih berat. Ia bertanggung jawab untuk selalu istiqamah (konsisten) terhadap amalnya, bertanggung jawab untuk tidak angkuh atas prestasi ibadah atau amal kebaikannya. Syekh Ibnu Athai’illah as-Sakandari dalam al-Hikam mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika bermaksiat."

Sudah pasti ketaatan tetap lebih utama daripada kemaksiatan. Ketaatan lebih memberi jaminan tentang kebahagiaan hidup daripada kemaksiatan. Ketaantan juga lebih membawa maslahat bagi masyarakat ketimbang kemaksiatan. Namun, apakah kelebihan-kelebihan itu lantas mengantarkan manusia pada level aman? Tidak. Tugas tak ringan ternyata dipikul setelah itu.

Dengan menelaah kata bijak Syekh Ibnu Athai’illah tersebut, dapat dikatakan bahwa orang yang taat lebih memerlukan pertolongan Allah karena ia berada pada kondisi yang rawan tergelincir. Karena merasa sangat saleh, seseorang bisa saja punya kecenderungan untuk mengabaikan bahaya dosa-dosa kecil. Karena merasa banyak ibadah, seseorang kadang punya tendensi meremehkan orang lain. Dan seterusnya. Demikianlah, ketaatan membawa jebakan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam perasaan ‘ujub (bangga diri), angkuh, atau sombong.

Dikatakan tanggung jawab orang yang taat lebih berat ketimbang orang yang bermaksiat karena orang yang bermaksiat punya potensi untuk insaf, introspeksi, tobat, hingga pembenahan diri. Tapi bukan berarti maksiat lebih baik dari taat. Sebab, yang dibicarakan di sini adalah tentang olah rohani, suasana batin, yang sering diterlewatkan dari pikiran manusia lantaran tak terlihat oleh kasat mata. Kebanggaan atas prestasi ibadah kerap muncul samar-samar di dalam hati, dan justru di sinilah tantangan terberatnya.

Pernyataan Syekh Ibnu Atha’illah tersebut mengingatkan kita semua bahwa semakin bertakwa seseorang seharusnya semakin takut ia terperosok pada takabur. Beribadah atau berbuat baik mungkin adalah hal yang susah, tapi jelas lebih susah beribadah dan berbuat baik namun tanpa merasa lebih baik daripada orang yang tak beribadah atau berbuat baik. Karena itu prestasi ketakwaan secara lahiriah harus diimbangi dengan terus-menerus koreksi diri secara batiniyah.

Dalam al-Hikam Syekh Ibnu Athai’illah juga menyebutkan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

"Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah."

Dalam hidup ini kualitas usia manusia tidak diukur panjang-pendeknya, melainkan sejauh mana umur itu berfaedah untuk menuju atqâkum (hamba paling bertakwa). Perbaikan diri berjalan maju: dari yang bermaksiat menjadi taat, dan yang taat mesti senantiasa bermuhasabah agar tak terseret kepada kemaksiatan baru yaitu takabur. Semoga kita semua selalu dalam lindungannya, terhindar dari jebakana-jebakan itu, untuk menjadi orang benar-benar diridhai Allah subhânahu wa ta‘âlâ.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.? ? ? ? ? ? ? ? ?



Khutbah II


? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Alif Budi Luhur



Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Jadwal Kajian, IMNU, Nusantara Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock