Tampilkan postingan dengan label Anti Hoax. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anti Hoax. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Maret 2018

Terbentuk Kembali, Kepengurusan IPNU dan IPPNU di Unhasy Tebuireng

Jombang, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Setelah lama tanpa kegiatan, kepengurusan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi atau PKPT Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU IPPNU) Universitas Hasyim Asy’ari terbentuk kembali. 

Terbentuk Kembali, Kepengurusan IPNU dan IPPNU di Unhasy Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbentuk Kembali, Kepengurusan IPNU dan IPPNU di Unhasy Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbentuk Kembali, Kepengurusan IPNU dan IPPNU di Unhasy Tebuireng

Hal tersebut dibuktikan dengan diadakannya pemilihan ketua PKPT IPNU dan IPPNU di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng tersebut, Kamis (1/2). Kegiatan berlangsung di Masjid Ulil Albab yang bersebelahan dengan kampus setempat.

Ketua PC IPNU Jombang, Haidar menyampaikan bahwa PKPT Unhasy mempunyai sejarah panjang akan berdirinya PKPT Nusantara. “Pendiri IPNU yakni KH Thalhah Mansyur, juga pernah menjadi Rektor IKAHA yakni nama kampus sebelum berganti menjadi Unhasy,” katanya di hadapan hadirin.

Baginya, terbentuknya kepengurusan baru di kampus ini juga merupakan momentum tepat bagi bangkitnya kembali PKPT IPNU IPPNU Unhasy. Dirinya juga berharap agar para kader dapat menjalankan organisasi dan memperjuangkan IPNU IPPNU di tingkat kampus.

Dengan dipimpin Koordinator Lembaga Koordinasi Perguruan Tinggi PC IPNU Jombang,  Kurnia Ilahi, prosesi pembentukan dan pemilihan pengurus PKPT IPNU IPPNU Unhasy berjalan lancar. Dari hasil musyawarah antar anggota, diputuskan Chanif sebagai ketua terpilih PKPT IPNU dan Vio sebagai Ketua PKPT IPPNU Unhasy. (Red: Ibnu Nawawi)

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Quote, Internasional, Anti Hoax Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Kamis, 08 Februari 2018

PCNU Probolinggo Dirikan Business NU Center

Probolinggo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo membangun Business NU Center dalam rangka mewujudkan kemandirian organisasi. Business Center NU ini berlokasi terpadu dengan Kantor PCNU Kota Probolinggo di Jalan Bengawan Solo 1 Kota Probolinggo.

Awal April lalu, Business NU Center sebanyak dua unit berukuran 4x9 meter ini diresmikan oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Probolinggo KH Abdul Aziz Fadhol melalui penandatanganan prasasti didampingi mantan aktivis IPNU H Muzamiil Syafi’i dan pengurus harian PCNU Kota Probolinggo.

PCNU Probolinggo Dirikan Business NU Center (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo Dirikan Business NU Center (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo Dirikan Business NU Center

“Business NU Centre ini didirikan sebagai upaya organisasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi nahdliyin. Di samping juga untuk kemandirian organisasi sebagai goal-nya,” kata Wakil Ketua PCNU Kota Probolinggo H Ahmad Hudri, Senin (10/4).

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Menurut Hudri, dengan berdirinya Business NU Center maka nantinya diharapkan akan mampu mewujudkan aktivitas perekonomian bagi warga NU. Kemandirian organisasi juga bisa terwujud di masa yang akan datang sehingga organisasi tidak lagi bergantung kepada pihak-pihak lain dalam hal pendanaan.

“Dengan kata lain, Business NU Center ini nantinya bisa menjadi pusat pemberdayaan perekonomian warga NU. Sehingga warga NU bisa mandiri dalam mengangkat potensi ekonomi yang ada di wilayahnya masing-masing demi meningkatkan kesejahteraan mengangkat dan kemandirian warga NU itu sendiri,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Anti Hoax, Nasional Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Rabu, 31 Januari 2018

Perkataan Gus Dur Jadi Motivasi Peraih Ikon Prestasi Indonesia Ini

Solo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Pegiat Gusdurian Lumajang Aak Abdullah Al-Kudus, terpilih menjadi salah satu tokoh yang terpilih dalam 72 Ikon Prestasi Indonesia, yang diserahkan dalam acara bertajuk Festival Prestasi Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) pada 21–22 Agustus 2017.

Pemuda dari Klakah, Lumajang, Jawa Timur tersebut mendapatkan prestasi karena dianggap berhasil dalam proses pelestarian dan penghijauan di Gunung Lemongan, Lumajang, Jawa Timur.

Perkataan Gus Dur Jadi Motivasi Peraih Ikon Prestasi Indonesia Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkataan Gus Dur Jadi Motivasi Peraih Ikon Prestasi Indonesia Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkataan Gus Dur Jadi Motivasi Peraih Ikon Prestasi Indonesia Ini

Bersama Laskar Hijau, kelompok sukarelawan peduli penghijauan, yang dibentuk pada tahun 2008, ia menanami pohon di sekitar Ranu Klakah dan Gunung Lemongan.

“Ranu Klakah perannya sangat vital untuk pertanian. Kelestarian Gunung Lemongan juga dapat membantu kelangsungan hidup 12 ranu yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang dan Probolinggo, terang A’ak saat ditemui Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat di Yogyakarta, belum lama ini.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Sukarelawan Laskar Hijau umumnya adalah petani yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan, seperti warga Desa Salak di Kecamatan Randuagung, Desa Sumberwringin di Kecamatan Klakah, Desa Sumber Petung di Kecamatan Ranuyoso, dan Desa Klakah di Kecamatan Klakah.

Mereka adalah orang-orang yang secara sadar tergerak untuk mengikuti gerakan menanam pohon yang dipelopori Aak. Jumlah sukarelawan Laskar Hijau sekarang 20-25 orang.

Mereka dengan sukarela mengeluarkan ongkos dari kantong pribadi untuk membiayai setiap kegiatan penanaman pohon di kawasan Ranu Klakah dan Gunung Lemongan.

Namun, jalan yang ia tempuh tak selalu mulus. Pada tahun 2007, pernah ia menyelenggarakan kegiatan kampanye pelestarian lingkungan yang dikemas dengan peringatan Maulid Nabi dengan tema “Maulid Hijau”.

Bukannya mendapatkan dukungan, acara tersebut justru difatwa sesat oleh MUI Lumajang. Namun, semangat untuk terus aktif dalam gerakan konservasi kembali mencuat setelah ia bertemu KH Abdurrahman Wahid.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Waktu itu saya dan Gus Dur talkshow di salah satu radio. Kongkow Bareng Gus Dur tentang kasus Maulid Hijau. Beliau setengah berbisik ke saya: yang sampeyan kerjakan itu benar, gak usah takut, teruskan saja,” kenang A’ak.

Perkataan Gus Dur itu lah yang membuat A’ak semakin bersemangat dan makin teguh untuk melanjutkan gerakan konservasi di Gunung Lemongan hingga kini. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Anti Hoax Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selasa, 23 Januari 2018

PMII Ingatkan Jokowi-JK Atas Setahun Pemerintahannya

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Memperingati satu tahun kepemimpinan Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) limpah ruah ke jalan pada Senin (19/10) untuk mengingatkan pemerintah bahwa mereka sudah satu tahun menjadi nakhoda negeri ini, namun kehidupan rakyat semakin susah, ekonomi Indonesia semakin buruk, dan berbagai persoalan sosial terus terjadi.

PMII Ingatkan Jokowi-JK Atas Setahun Pemerintahannya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Ingatkan Jokowi-JK Atas Setahun Pemerintahannya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Ingatkan Jokowi-JK Atas Setahun Pemerintahannya

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII DKI Jakarta Mulyadin Permana bahwa ada ratusan ribu kader PMII seluruh Indonesia, khususnya di DKI Jakarta turun ke jalan mengkritik kinerja Jokowi-JK sebagaimana diinstruksikan oleh Pengurus Besar (PB) PMII.?

PMII DKI Jakarta bersama PB PMII dan beberapa cabang PMII terdekat seperti PC PMII Ciputat, PC PMII Bekasi dan PC PMII Bogor menggelar demonstrasi di depan istana negara supaya bisa didengar langsung oleh Presiden Jokowi.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Ratusan ribu kader PMII seluruh Indonesia hari ini turun untuk mengingatkan dan mengevaluasi kerja Jokowi-JK selama 1 tahun ini, khususnya para kader PMII Jakarta yang ada di 35 kampus," tutur Mulyadin.

Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control tidak boleh lupa dan terlena dengan popularitas kepemimpinan Jokowi-JK, tetapi harus melihat secara jernih dan obyektif semua persoalan yang hadir karena ketidakmampuan pemerintah mengurus rakyatnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Mahasiswa (PMII) mengajak seluruh rakyat untuk menyadari apa saja yang telah diperbuat oleh pemerintah saat ini, kita tidak boleh terlena, apalagi tertidur melihat segala persoalan yang muncul," tegas Mulyadin.

Persoalan yang paling mencolok saat ini adalah soal ekonomi Indonesia yang merosot bahkan hampir terjadi krisis akibat Rupiah yang terus melemah, perusahaan-perusahan mulai mem-PHK-kan karyawannya, terjadi krisis dan konflik sosial seperti di Tolikara Papua dan Singkil Aceh, pembakaran hutan dan bencana asap, serta kebijakan impor pangan yang menyengsarakan para petani.

Atas segala persoalan tersebut, PMII mengindikasikan pemerintah tidak bekerja maksimal mengurus negara dan rakyat. Penyerapan anggaran di kementerian-kementerian pun tidak maksimal untuk kesejahteraan rakyat. Padahal rakyat saat ini sedang susah dimana harga kebutuhan terus naik sejak pencabutan subsisdi BBM oleh pemerintah beberapa bulan lalu. Ironisnya, utang luar negeri terus ditumpuk oleh pemerintah untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang tidak menyentuh langsung kesejahteraan rakyat, malah akan membebani rakyat karena utang dibayar oleh rakyat.

"Kita ingat janji Jokowi-JK ketika menaikkan harga BBM bahwa subsisdi BBM akan dialokasikan kepada proyek-proyek infrastruktur, namun faktanya negara ngutang 300 Triliun buat proyek-proyek tersebut, nah mana janji Jokowi-JK? Ke mana uang subsidi BBM? jangan-jangan dikorupsi oleh penguasa!" tegas Mulyadin.

Aksi PMII berjalan lancar dengan berjalan kaki dari stasiun Gambir menuju istana negara. Ratusan mahasiswa bernyanyi dan meneriakkan yel-yel yang dipimpin koorlap aksi melalui mobil komando. Belum lama aksi berjalan di depan istana, terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan ratusan polisi. Karena semangat mahasiswa yang menggebu-gebu, mahasiswa mendorong polisi, dan disikapi represif oleh aparat kepolisian. Polisi memukul mahasiswa, menembakkan gas air mata, dan membubarkan massa aksi secara paksa. Ada puluhan mahasiswa yang terluka akibat pukulan dan injakan polisi.

"Kami sangat menyayangkan tindakan represif aparat kepolisian yang membubarkan paksa dengan memukul, menginjak dan menembakkan gas air mata kepada mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasi depan istana. Ketua Umum PC PMII Jakarta Pusat sampai terluka parah karena diinjak-injak oleh polisi. Oleh karena itu, kami meminta polisi bertanggungjawab atas pemukulan kader-kader kami," tutur Mulyadin.

"Kami tidak ingin perjuangan kami mengevaluasi 1 tahun pemerintahan Jokowi-JK dinodai dengan tindakan semena-mena yang dilakukan oleh aparat kepolisian yang digaji oleh rakyat," lanjut Mulyadin.

Dalam aksi Evaluasi 1 tahun Pemerintahan Jokowi-JK tersebut, PMII menuntut:

1. Tinjau ulang proyek infrastruktur yg berasal dr pinjaman luar negeri

2. Stabilkan nilai tukar rupiah

3. Percepat serapan APBN

4. Cabut ijin perusahaan pembakar hutan

5. Tolak impor pangan, wujudkan kedaulatan pangan

6. Wujudkan kedamaian beragama, negara harus menjamin hak beragama setiap warga negara

7. Usut tuntas kasus atas nama agama khususnya di Tolikara Papua dan Singkil Aceh. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Anti Hoax Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Senin, 22 Januari 2018

200 Pendekar Pagar Nusa Siap Mengamankan

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Dua ratus pendekar Ikatan Pencak Silat (IPS) Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa siap mengamankan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat, 14-17 September mendatang. 

Pernyataan itu disampaikan Ketua PP Pagar Nusa Aizzuddin Abdurahman di kantor Pagar Nusa, gedung PBNU, Jakarta, Selasa (11/9).

200 Pendekar Pagar Nusa Siap Mengamankan (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Pendekar Pagar Nusa Siap Mengamankan (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Pendekar Pagar Nusa Siap Mengamankan

“Kami akan menurunkan 200 pendekar. Mereka adalah pasukan inti yang akan mengamankan Munas dan Konbes,” ujarnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Menurut Ketua Pagar Nusa yang biasa disapa Gus Aiz ini, pasukan inti berasal dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah Jawa Barat, ditambah Ansor dan Banser. 

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Dan bisa dipastikan ada pasukan yang suka rela datang. Jadi, jumlahnya bisa lebih 200,” tambahnya. 

Sebenarnya, sambung Gus Aiz, 200 orang, tidak cukup untuk mengamankan acara sebesar Munas dan Konbes. “Tapi, saya mengharapkan, semoga berjalan lancar,” pungkasnya.  

 

Redaktur: Hamzah Sahal

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Pondok Pesantren, Anti Hoax, Quote Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Minggu, 14 Januari 2018

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Oleh M. Rikza Chamami



Dunia pesantren mengenal rabithah (hubungan guru-murid) yang sangat kuat. Guru selalu menjadi inspirasi para santri-santrinya yang pernah mengaji. Demikian pula guru, selalu senang jika melihat para santrinya sukses berkhidmah di tengah masyarakat luas. Tugas sebagai guru seakan tuntas memiliki generasi penerus. Santri juga merasa gembira karena dapat meneruskan manfaat ilmu dari para guru-gurunya.

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Demikian pula tampaknya yang dirasakan oleh guru-murid yang sama-sama berjuang meraih kemerdekaan Republik Indonesia dan mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Siapakah dia? KHR Asnawi Kudus (1861-1959 M) dan KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971). Dua tokoh pesantren ini dikenal sebagai sosok guru dan murid yang saling mendukung satu dan lainnya dalam segala hal perjuangan menegakkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

KHR Asnawi adalah salah seorang guru dari KH Abdul Wahab Chasbullah ketika mencari ilmu di Makkah bersama KH Bisri Sjansuri Jombang, KH Dahlan Pekalongan, KH Kamal Hambali Kudus, KH Mufid Kudus dan KH Ahmad Muchid Sidoarjo (Minan Zuhri: 1983). KHR Asnawi sangat lama bermukim di Makkah menjadi guru di Masjidil Haram dan mengajar ilmu agam di rumah pondokannya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Demikian pula KH Abdul Wahab Chasbullah disebutkan mulai belajar di Makkah sejak usia 27 tahun dan mukim selama lima tahun (Ubaidillah Sadewa: 2014). Di antara guru Mbah Wahab selain KHR Asnawi selama belajar di Makkah adalah Syaikh Mahfudz Termas (tasawwuf dan ushul fiqih), Syaikh Mukhtaram Banyumas (Fathul Wahab), Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (fiqih), Syaikh Baqir Yogyakarta (manthiq), Syaikh Asy’ari Bawean (ilmu hisab), Syaikh Sa’id Al Yamani (nahwu), Syaikh Sa’id Ahmad Bakry Syatha (nahwu), Syaikh Abdul Karim Al Daghestany (Kitab Tuhfah), Syaikh Abdul Hamid Kudus (ilmu ‘arudl dan ma’ani) dan Syaikh Umar Bajened (fiqih).

Dari sisi nasab, kedua Kiai ini sama-sama keturunan dari Walisongo. KHR Asnawi keturunan dari Sunan Kudus Sayyid Ja’far Shodiq dan KH Abdul Wahab Chasbullah adalah keturuan dari Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri). Sehingga sangat wajar, dalam bidang perjuangan dan keilmuan antara keduanya sangat memiliki kemiripan. Semangat dalam mencari ilmu dan ketegasan dalam menjalankan hukum agama juga menjadi komitmen keduanya.

Salah satu perjuangan yang tidak pernah dilupakan oleh kedua Kiai ini adalah dalam mengusir penjajah. Kekuatan ilmu dan santri yang dimilikinya, baik di Kudus dan Jombang digerakkan untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kedaulatan Indonesia sangat dibela mati-matian. Apalagi penjajah hadir di bumi Indonesia sangat mengganggu hak asasi manusia dan membawa misi menghanguskan Islam yang sudah dipeluk oleh penduduk Indonesia.

Sejak masih ada di Makkah, KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah sudah merancang bagaimana Indonesia yang terjajah oleh Belanda itu bisa merdeka. Mbah Asnawi bersama dengan Mbah Wahab, KH Abbas Jember dan KH Dahlan Kertosono mendirikan Sarekat Islam (SI) Cabang Makkah. Gerakan nasionalisme sudah digaungkan dari tanah haram dengan menguatkan eksistensi SI dalam merespon pergerakan nasional. Sepulangnya ke Indonesia, dua Kiai ini masih menggelorakan cinta tanah air dan bertekad mengusir penjajah.

KHR Asnawi yang merupakan Penasehat SI Cabang Kudus dengan gagah berani membuat fatwa: “Haram hukumnya menyamai pakaian Belanda (bercelana, berjas, berdasi dan bertopi)”. Fatwa ini diindahkan oleh semua penduduk Kudus dan sekitarnya. Dalam memperjuangkan hak muslim di Kudus, KHR Asnawi pernah dipenjara oleh Belanda, karena fitnah penjajah “geger pecinan”.

Dan justru dari balik jeruji penjara, dakwah KHR Asnawi semakin kuat dan semua santri membala mati-matian dengan membenci penjajah dan minta KHR Asnawi dibebaskan. Semangat kebangsaan ditanamkan oleh KHR Asnawi kepada murid-muridnya. Mbah Asnawi mendirikan organisasi dan madrasah sebelum kemerdekan: Jam’iyyatun Nashihin, Nahdlatul Ulama dan Madrasah Qudsiyyah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Organisasi SI masih digeluti selama berada di Surabaya. Gerakan nyata Mbah Wahab dalam mendukung kemerdekaan sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Kemerdekaan dan hengkangnya penjajah menjadi komitmen Mbah Wahab yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Indonesia, Islam dan kerukunan bangsa Indonesia perlu diwujudkan.

Persinggungan dan keakraban Mbah Wahab dengan Agus Salim, Ki Hadjar Dewantara, W. Wondoamiseno, Hendrick Sneevliet, Alimin, Muso, Abikusno Tjokrosujono dan Soekarno membuatnya semakin kuat merancang pergerakan cinta tanah air. Termasuk peran Mbah Wahab dalam mendirikan Islam Studie Club bersama Dr Soetomo pada 1920. Termasuk Mbah Wahab mulai mendirikan organisasi? dan madrasah sebelum kemerdekaan: Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar.

Karya Lagu Pesantren



Di antara wujud kebanggaan dan kecintaan KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah ditunjukkan dengan karya seninya. Dua kiai ini dikenal sebagai sosok yang ‘alim dalam agama dan ahli membuat syi’ir (lagu khas pesantren berbahasa Arab). Apalagi dalam catatan sejarah, Mbah Wahab belajar ilmu ‘arudl (membahas cara membuat sya’ir berbahasa Arab) dengan KH Abdul Jalil sejak di Makkah. Dan dunia pesantren memang tidak pernah melupakan ilmu ‘arudl dan ilmu balaghah (badi’, ma’ani dan bayan).

Karya pesantren berupa syi’ir kemerdekaan yang dikarang oleh KHR Asnawi sudah sangat masyhur di kalangan santri Kudus. Syi’ir kemerdekaan (mudah disebut sebagai Lagu Kemerdekaan khas pesantren) itu adalah:

? ? ? * ? ? ?

? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? * ? ?

? ? * ? ?

? ? ? * ? ?

? ? * ? ?

Sungguh kemerdekaan telah jelas bagi bangsa Indonesia

Seluruh bangsa bergembira selamanya

Karena untuk mendapatkan itu dibutuhkan perjuangan total

Dibawah jajahan kolonial Jepang dan Belanda

Ada yang diasingkan di Digul Irian Jaya

Ada juga yang dipenjara dengan penuh kepedihan

Sungguh mereka benar-benar ikhlas mengkhidmahkan diri untuk negara

Jiwa kebangsaan menggerakkan mereka berjuang secara nyata

Demi bangsa dan negara

Semoga Tuhan membalas perjuangan mereka

Dengan menjaga kemerdekaan berpendapat yaitu demokrasi

Menuju kemakmuran keadilan sosial

Adapun lagu kebangsaan yang dikarang oleh KH Abdul Wahab Chasbullah sudah sangat masyhur dan akan menjadi “Lagu Perjuangan Nasional”, yaitu:

? ? ? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

? ?

? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

“Pusaka hati wahai tanah airku

Cintamu dalam imanku

Jangan halangkan nasibmu

Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku

Engkau Panji Martabatku

S’yapa datang mengancammu

‘Kan binasa dibawah dulimu!”

Karya Mbah Wahab ini ada yang menyebutkan dikarang sejak 1916 (versi Cak Anam) dan digemakan sejak 1934 (versi Ubaidillah Sadewa). Keduanya jelas menunjukkan bahwa karya lagu pesantren ini berada pada posisi sebelum kemerdekaan. Dalam buku “Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri 1830-1945” karya Zainul Milal Bizawie (2016: 55) terdapat kalimat tambahan dalam karya Mbah Wahab, yakni:

Jangan kalian menjadi orang terjajah

Sungguh kesempurnaan dan kemerdekaan

Harus dibuktikan dengan perbuatan

Karya pesantren dari dua Kiai ini menjadikan nyata, bahwa komitmen Kiai dalam mendorong kemerdekaan dan merayakannya menjadi bagian yang utuh. Maka rasanya terharu sekaligus bangga mendengar "Yahlal Wathan" karya KH Abdul Wahab Chasbullah Jombang menjadi Lagu Nasional. Dan guru Kiai Wahab bernama KHR Asnawi Kudus juga memiliki Syiir Proklamasi Kemerdekaan, Shalawat Kebangsaan dan Syiir Nasionalisme menyambut IR Soekarno sebagai Presiden RI.

Zainul Milal Bizawie menegaskan bahwa: “Setiap langkah Mbah Wahab yang dinamis, beliau selalu meminta nasehat dan saran dari Kiai Asnawi Kudus. Apalagi dengan keberadaan KH Hasyim Asy’ari yang selalu hati-hati dan penuh pertimbangan. Dalam kedinamisan dan pergerakannya, Mbah Wahab selalu minta saran Mbah Asnawi yang lebih aktif dan dinamis”. Disinilah titik temu Mbah Asnawi dan Mbah Wahab. Keduanya menggambarkan isi hati dan muatan dakwah Islamnya dalam lagu-lagu yang isinya hampir memiliki kesamaan.

Hubungan guru & murid ini kompak dalam mendarmabaktikan ilmu arudl-nya untuk Indonesia dengan lagu-lagu kemerdekaan khas Pondok Pesantren. Mbah Asnawi dan Mbah Wahab adalah sosok Kiai yang benar-benar menunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu harus pandai dan harus dihibur dengan lagu khas pesantren untuk menyemangati cinta bangsa sekaligus mengenang jasa para pahlawan. Semoga lahir Asnawi dan Wahab baru di bumi Nusantara ini. Wallahu a’lam.

Penulis adalah alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus, Pjs Ketua Umum IPNU tahun 2009 & Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Anti Hoax, Tokoh Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Minggu, 31 Desember 2017

PBNU Godok Implementasi AHWA dan Konsep Negara

Jakarta, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Sedikitnya 20 kiai NU tengah mematangkan konsep Ahlul Halli Wal Aqdi dan konsep negara dalam perspektif Ahlussunah Wal Jamaah NU. Forum bahtsul masail pra Munas-Konbes NU 2014 yang berlangsung selama tiga hari ini akan lebih bersifat petunjuk pelaksanaan praktis dalam menentukan pemimpin di NU dan fungsi utama sebuah negara.

Pada pembukaan sesi pertama yang membahas Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA), Rais Syuriyah PBNU KH A Ishomuddin mengatakan pertemuan ini penting dalam rangka membuat rincian praktis rekrutmen pemimpin di NU untuk setiap tingkatan mulai dari tingkat ranting hingga pengurus besar.

PBNU Godok Implementasi AHWA dan Konsep Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Godok Implementasi AHWA dan Konsep Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Godok Implementasi AHWA dan Konsep Negara

“Kita akan mengkaji ulang kepemimpinan NU yang berjalan selama ini untuk menyongsong masa depan NU 100 tahun mendatang,” kata Kiai Ishom di Jakarta, Kamis (29/5) sore.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Menambahkan sambutan Kiai Ishom, Katib Aam PBNU KH Malik Madani mendorong forum ini lebih merancang pedoman implementasi dalam merekrut pemimpin di NU. Dengan metode AHWA, NU dengan sendirinya menempatkan ulama dalam konteks ini ialah lembaga Syuriyah NU pada posisi tertinggi.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

“Sistem AHWA ini mesti ditengok  sebagai konsep kepemimpinan permusyawaratan untuk mufakat,” kata Kiai Malik.

Di akhir pembukaan ini, Kiai Malik mengajak peserta bahtsul masail membaca surah Al-Fatihah agar rumusan ini selesai. “Maksudnya agar model kepemimpinan AHWA ini dapat diberlakukan pada Muktamar NU mendatang,” tutup Kiai Malik. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Anti Hoax Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock