Selasa, 16 April 2013

Potret Islam dalam Kebudayaan Jawa

Solo, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Menjelang bulan Mulud (Rabi’ul Awal), suasana alun-alun utara Kota Surakarta terasa lebih ramai dibanding hari-hari biasa. Lapangan disulap jadi pasar yang penuh dengan penjual dengan macam-macam barang dagangannya. Dan masyarakat Solo dan sekitarnya, akan berbondong-bondong datang.

Potret Islam dalam Kebudayaan Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Potret Islam dalam Kebudayaan Jawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Potret Islam dalam Kebudayaan Jawa

Mereka ada yang sekedar datang untuk mengunjungi pasar rakyat, sebagian adapula yang datang untuk menghadiri prosesi Maleman Sekaten, yang puncaknya pada malam 12 mulud, ? masyarakat akan menunggu gong sekaten yang akan dibunyikan pihak keraton.

Maleman Sekaten atau Grebeg Mulud pada tahun ini, sudah dimulai sejak 29 Desember lalu. Rencananya panitia akan mengadakan berbagai rangkaian acara yang akan melibatkan banyak pihak. Publikasi acara melalui spanduk ataupun baliho terpasang di beberapa sudut kota. Salah satunya di gapura masuk alun-alun utara, terpampang jelas tulisan: Maleman Sekaten 2013: “Mangayubagya Grebeg Mulud, Jimakir 1946, Karaton Surakarta (Memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW).”

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari pantauan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat, Ahad (6/1), di lokasi acara. Terlihat animo yang tinggi dari warga terhadap acara tahunan ini. Salah seorang pengunjung, Rodif (21), menuturkan tanggapannya saat mengunjungi sekaten, “Pasar rakyat dan sekaten memang perlu dihidupkan. Ini adalah warisan leluhur. Saya pikir Pemkot dan masyarakat perlu bekerjasama untuk tetap memberi ruang dan menghidupkan acara semacam ini,” ujar mahasiswa asal Pekalongan ini di tengah keramaian pasar rakyat.

Acara Sekaten atau Grebeg Mulud, merupakan cerminan dari akulturasi antara Islam dan kebudayaan lokal, dalam hal ini yakni kebudayaan Jawa. Keduanya membentuk sebuah perpaduan baru yang kemudian dikenal dengan Islam-Jawa. Perpaduan dari kedua hal tadi, tak lepas dari kreasi para Walisongo.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Walisongo dalam metode dakwahnya, mencipta dan menggabungkan berbagai jenis kebudayaan sebagai alat dakwah. Semisal gong sekaten, terdiri Kiai Sekati dan Nyai Sekati, merupakan perlambang Syahadatain (dua syahadat). Demikian pula dengan wayang, gamelan dan lain sebagainya. Kesemuanya, menurut Bibit Suprapto (2009), mempunyai filsafat tertentu berisi nilai-nilai ketauhidan.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Pertandingan, Halaqoh Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock