Minggu, 12 November 2017

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah

Tangerang Selatan, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat



Penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie mengatakan, setelah perang Diponegoro usai, melaksanakan ibadah haji tidak hanya berfungsi sebagai ritual ibadah semata, tetapi sebagai sarana mencari ilmu dan konsolidasi dalam menentang penjajahan.?

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah (Sumber Gambar : Nu Online)
Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah (Sumber Gambar : Nu Online)

Dulu, Berhaji Sarana Cari Ilmu dan Konsolidasi Usir Penjajah

"Haji itu tidak hanya ibadah saja, tapi sebagai sarana pertemuan, titik temu," katanya di Islam Nusantara Center Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/8) lalu.?

Dulu, perjalanan haji membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan dan paling ssbentar tiga tahun. Milal mengungkapkan, dalam perjalanan tersebut umat Islam Nusantara yang berhaji tersebut pasti melewati beberapa wilayah seperti Yaman, Haramain, dan tempat lainnya. Di tempat tersebut, mereka bertemu dengan para guru ulama dari Nusantara.

"Jadi, saat itu, haji tidak hanya ritual ibadah saja tapi juga menjadi sarana mencari ilmu," ungkapnya.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Selain itu, kata Milal, tradisi tukar menukar sanad keilmuan juga menjadi salah satu tradisi keilmuan Nusantara yang sangat marak pada saat itu antara peserta haji dari Nusantara dengan ulama Nusantara yang menetap di Timur Tengah, terutama Makkah.?

Syekh Nawawi Al Bantani menjadi tokoh sentral dalam tradisi tukar-menukar sanad itu. Sehingga hal itu menjadi perhatian bagi Belanda karena menganggap aktivitas tersebut bisa mengancam keberlangsungan penjajahan mereka di Nusantara.?

"Hingga (Belanda) mengutus Snouck Horgronje untuk melakukan penelitian, khususnya terkait Syekh Nawawi. Pemerintah kolonial ingin sekali mengetahui apa dampak haji bagi Muslim di Nusantara", terangnya.

Menurut Milal, kolonial Belanda terus mengawasi aktivitas dan gerakan ulama Nusantara setelah perang Jawa.?

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Termasuk (mengawasi) ulama-ulama Nusantara yang ada di Makkah," tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Warta, Olahraga Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock