Bandung, Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat bekerja sama dengan Pengurus Pusat Lembaga Ta’lif wa-Nasyr NU (LTN NU) mengarak ratusan kitab karya ajengan-ajengan Sunda ke pesantren-pesantren di Jawa Barat. Di antara karya-karya itu karangan Ajengan (KH )Tubagus Bakri Sempur (Purwakarta), KH Nuh Ad-Dawami (Garut), KH Wahab Muhsin (Tasikmalaya), KH Juwaini (Sukabumi), dan karya-karya ajengan lain.
Ratusan karya itu ditulis dalam bahasa Sunda berisi horison pengetahuan ajengan Sunda dari berbagai disiplin ilmu. Disiplin itu mulai fiqih, ushul fiqih, tasawuf, tauhid, nahwu, sharaf, tajwid, faroid, falak, dan biografi ulama. Cara menulis kitab itu ada yang prosa naratif dan syair atau nadzom.
| Ratusan Kitab Ajengan Sunda Diarak ke Pesantren Jabar (Sumber Gambar : Nu Online) |
Ratusan Kitab Ajengan Sunda Diarak ke Pesantren Jabar
Karya-karya itu diarak ke pesantren-pesantren mulai Ahad (26/5) sampai Kamis (30/5). Pesantren yang pertama dikunjungi adalah Raudlotul Huda di Desa Kelapa Sawit, Kecamatan Lakbok Kabuapten Ciamis, Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar. Kemudian di empat pesantren Kabupaten Bandung, yaitu Pesantren Al-Falah 2 Nagreg, Darul Hikam Banjaran, Al-Burdah Soreang dan Miftahu Sa’adah Banjaran.Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat
"Ternyata, karya-karya ulama Sunda itu banyak. Ini baru dari beberapa pesantren di beberapa kabupaten dan toko kitab. Jadi masih mungkin banyak karya tersimpan di pesantren-pesantren,” jelas Ketua Panitia Syaifullah Amin.Menurut Amin, kegiatan ini berupaya memperkenalkan kembali karya-karya pesantren kepada para santri, “Juga sekaligus mencari informasi tentang naskah-naskah pesantren di Tatar Sunda,” katanya.
Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat
Disamping itu, kata Redaktur Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat ini, mendorong para santri merawat, menghargai, meneladani dan melanjutkan tradisi menulis para santri.Lebih jauh ia mengatakan, pesantren berdakwah tidak hanya dengan lisan dan tindakan, tapi dengan tulisan, “Yang petama dan kedua cepat hilangnya, sementara tulisan lebih abadi, bisa sampai ke generasi selanjutnya, selama masih ada yang merawatnya,” tambah santri Pesantren Ciganjur ini.
Pengarakan kitab ini dalam rangka Harlah ke-10 tahun Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan tema "Menggerakkan Literasi Pesantren". Sebelumnya Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat telah menggelar Pidato Kebudayaan (Maret), dan Khutbah Teknologi (April) di gedung PBNU, Jakarta.
Penulis: Abdullah Alawi
Dari Nu Online: nu.or.id
Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Kiai, Bahtsul Masail, Cerita Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat
