Selasa, 10 Mei 2011

Telik Raksasa Magelang Meriahkan Munas-Konbes NU di Surabaya

Magelang, NU-Online. Dalam rangka ikut memeriahkan perhelatan akbar Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (Jarmunu) membuat "telik" raksasa yang dipajang di depan Masjid Agung Payaman Kabupaten Magelang mulai 26-31 Juli 2006. Pemajangan telik ini sebagai seni instalasi diberi tema Yang "Terlupa, NU dalam Kepungan Petani"

Sebelum dipajang, telik diarak (dikirab) dari tempat pembuatnya di dusun Kembangan Kidul menuju Masjid Agung sejauh 2 kilometer dengan diiringi happening art berkostum petani oleh Teater Emas SMK Islam Secang.

Telik Raksasa Magelang Meriahkan Munas-Konbes NU di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Telik Raksasa Magelang Meriahkan Munas-Konbes NU di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Telik Raksasa Magelang Meriahkan Munas-Konbes NU di Surabaya

Oleh penggagasnya, Kholilul Rohman Ahmad dan Zitro Atray Tanto, telik raksasa ini dimaksudkan untuk mengingatkan kepada para pengurus NU agar lebih memperhatikan nasib petani.

Menurut Kholilul, warga NU sebagian besar kalangan petani. Namun kalangan mayoritas ini nasibnya kurang diperhatikan oleh NU. Oleh sebab itu, memperhatikan petani sama dengan warga NU.

Telik dipakai sebagai simbol mengingatkan pengurus NU karena alat perangkap belut tradisional itu kini hampir punah. Padahal dulunya ia merupakan salah satu alat produksi bagi buruh petani yang mampu menghasilkan gizi dan ekonomi keluarga. Kepunahan telik lantaran objek yang ditangkap (yakni belut) sudah jarang ditemukan karena berkurang akibat pestisida dan perburuan dengan cara disetrom dan diobat.

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

"Ketika telik sudah tak lagi bisa diandalkan menambah gizi petani, maka semakin sulit hidup petani. Sebab menjadi buruh tani juga tidak cukup untuk hidup layak. Inilah yang mesti diperhatikan oleh NU, bagaimana agar nasib petani semakin sejahtera," kata Kholilul.

Telik dibuat oleh perajin telik Muh Sair dan Kamat Masrokhim selama 7 hari efektif dengan lembur menghabiskan 8 pohon bambu Jawa. "Yang paling lama proses ngerati (memecah bambu hingga berbentuk welat seperti penjalin, red.)", katanya. (kra)

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Dari Nu Online: nu.or.id

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat Pahlawan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat

Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat.

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Nahimunkar: Berita Islam & Aliran Sesat dengan nyaman.

Jika anda tidak ingin mendisable AdBlock, silahkan klik LANJUTKAN


Nonaktifkan Adblock